Membuat Kandang Ternak Murai

Membuat Kandang Ternak Murai, Ini Hal Wajib Yang kita Perhatikan

Dalam dunia peternakan, kandang adalah hal wajib yang perlu disiapkan, begitupun dengan ternak murai. Namun, masalahnya tidak semua peternak tau cara membuat kandang yang benar, terkadang mereka juga menyepelekan hal – hal kecil yang sebenarnya sangat penting saat membuat kandang ternak murai.

Sebenarnya cara pembuatan kandang untuk burung murai ini tidaklah terlalu ribet, kita bisa membuatnya dengan konsep yang minimalis serta sederhana. Namun, tetap saja, ada bagian – bagian yang harus diperhatikan supaya dalam beternak nanti hasil kita bisa lebih memuaskan. Nah, apa saja hal – hal yang harus diperhatikan tersebut? Berikut ini adalah pembahasannya.

Tempat Yang Nyaman dan Aman

Kenyamanan dan keamanan kandang adalah aspek pertama yang harus dipenuhi dalam membuat kandang murai batu. Sebisa mungkin cari tempat yang sunyi atau terhindar dari keramaian seperti jalan raya, pasar dan pabrik karena keramaian bisa membuatnya menjadi stress.

Pastikan juga lahan kandang berada di tempat yang ventilasi udaranya cukup dan terdapat celah untuk cahaya matahari bisa masuk. Jika suhu di sekitar kandang dingin, maka jangan lupa untuk memberikan bohlam lampu sebesar 10 watt pada kandang. Hal tersebut bisa menghangatkan suhu kandang murai kita.

Perlu untuk anda ketahui juga bahwa kandang yang hangat akan membantu proses reproduksi pada murai berjalan lebih lancar dan terjaga kualitasnya. Hal tersebut tentu kan sangat berpengaruh pada masa depan bisnis ternak murai yang sedang anda jalani. Maka dari itu, jangan sampai melupakan tips membuat kandang ternak murai yang pertama ini.

Tempat Yang Aman
Selain itu, mengingat modal yang digunakan untuk beternak murai juga tidaklah sedikit, maka kita juga harus mempertimbangkan soal aspek keamanan untuk menghindari pencurian hewan ternak dan pemangsa hewan buas lainnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka disarankan untuk tidak membuat kandang murai yang letaknya terlalu jauh dari rumah kita dan pastikan tidak ada celah untuk pencuri dan binatang buas masuk mendekati murai kita.

Jika kita masih pemula dan mempunyai modal yang masih sangat terbatas, maka membuat kandang di dalam rumah adalah solusinya.

Ukuran Kandang Murai
Untuk membuat kandang murai, apalagi jika akan digunakan untuk beternak, tentu tidak boleh asal – asalan. kita tidak bisa membuat kandang yang terlalu luas maupun terlalu sempit. Idealnya, jika kita ingin membuat kandang untuk beternak murai, maka kandang bersusun adalah jawabannya, karena kandang jenis ini mampu menyesuaikan dengan besar lahan yang kita miliki.

Ada 2 ukuran ideal yang bisa kita pilih yaitu
  1. 90cm (P) x 90cm (L) x 1 meter(T)
  2. 3m (P) x 3 m(L) x 4 m (T).
Kita bisa memilih salah satunya sesuai luas lahan yang kita miliki.

Bahan Baku
Untuk membuat kandang murai yang ideal, kita membutuhkan beberapa bahan baku yaitu kayu, bambu, tembok, genteng atau asbes dan kawat.

Gunakanlah bahan – bahan tersebut untuk membuat kandang murai, kandang tersebut harusnya menempel pada tembok. Jangan lupa juga untuk bagian atap kita memerlukan genteng atau asbes. Hindari penggunaan seng untuk kandang ternak murai, karena seng memiliki temperatur yang terlalu panas. Selain itu, seng juga kerap menimbulkan suara – suara yang membuat murai menjadi tidak nyaman

Kawat dan kayu bisa digunakan untuk dasar kandang dan dinding kandang yang menempel di batako. Pemula biasanya akan diributkan dalam urusan dinding tembok dan genteng. Nah, untuk mengatasi hal tersebut, kita bisa menggunakan ruang kosong di dalam rumah kita.

Desain
Desain atau bentuk kandang juga perlu diperhatikan. kita tidak bisa asal dalam menentukan desain kandang karena juga akan berkaitan dengan segi fungsionalitasnya. Pada umumnya, kandang murai memiliki dua pintu yaitu untuk bagian atas dan bagian bawah. Untuk pintu bagian atas, didesain untuk mengganti pakan, sedangkan untuk pintu bagian bawah, didesain untuk mempermudah proses pembersihan kotoran.

Itulah beberapa hal yang perlu kita perhatikan jika ingin membuat kandang ternak murai.

6 Tips Dalam Berternak Murai

Tips Utama Dalam Budi-daya Murai Batu

Ada beberapa hal yang mesti digarisbawahi dalam soal cara ternak murai. Salah-salah bukan untung yang didapatkan, tapi malah buntung.

1. Kandang
Cara ternak burung murai yang baik memperhatikan lokasi kandangnya. Kandang itu harus dibuat semirip mungkin dengan habitat aslinya. Biasanya kandang dibangun di pekarangan rumah dan dilengkapi dengan susuh atau ranting-ranting kering sebagai tempat bertelur dan mengeram serta tempat buat bertengger.

Kelembapan juga harus dijaga. Kandang tidak boleh terlalu lembap, tapi juga jangan sampai kelewat kering. Yang tak kalah penting adalah lokasi kandang harus jauh dari keramaian agar murai tidak stres. Selain itu, ukurannya harus disesuaikan dengan jumlah burung yang ada di dalamnya.

Bila kandang terlalu kecil, murai akan susah bergerak sehingga bisa mempengaruhi siklus bertelurnya dan bahkan bisa membuat burung itu mati. Sedangkan jika kebesaran, murai bisa cepat lelah dan sakit karena terlalu sering terbang ke sana-kemari.

2. Jaga kebersihan
Lingkungan yang kotor, terutama di dalam kandang, bisa membuat murai terkena penyakit. Selain itu, murai bisa mengalami stres dan akhirnya mati. Untuk menjaga kebersihan, lakukan beberapa tips ini:
  • Tempat pakan dan minum harus dibersihkan tiap hari minimal sekali.
  • Pakan dan minum harus disediakan yang baru setiap pagi. Sisa kemarin dibuang.
  • Tempat penampungan kotoran di sangkar harus dibersihkan tiap hari.
  • Gunakan disinfektan dan obat antikuman untuk membersihkan kandang dan sangkar.
  • Cuci seluruh sangkar dan kandang minimal empat hari sekali.

3. Pakan
Tak apa keluar biaya lebih banyak untuk pakan premium. Terlebih buat bisnis ternak murai. Sebab, pakan menentukan kualitas anakan. Di habitat aslinya, murai banyak memakan serangga. Maka selain pur dan kroto, sesekali berikan ulat atau serangga lain sebagai asupan tambahan.

4. Bisa poligami, tapi…
Cara ternak murai juga bisa menggunakan metode poligami. Satu kandang bisa diisi satu ekor jantan dan tujuh betina. Tapi disarankan poligami hanya dengan tiga betina untuk meminimalkan kegagalan. Betina yang akan dipoligami harus disatukan sejak anakan untuk menghindari perkelahian memperebutkan satu jantan. Yang juga penting, indukan jantan yang diternakkan dengan poligami haruslah yang punya riwayat subur dan lebih tua daripada betina.

5. Pakan anakan
Murai biasa merawat sendiri anaknya seperti di habitat asli. Cara ini bisa ditempuh. Tapi bisa juga memisahkan anak setelah berumur kira-kira 14 hari agar bisa mendapat perawatan lebih intensif, terutama soal pakan.

6. Murai perlu mandi
Kebersihan tubuh murai penting agar terbebas dari kuman penyakit. Karena itu, murai harus dimandikan setidaknya sehari sekali. Sediakan wadah berisi air untuk mandi sendiri. Bisa juga menggunakan spray dengan menaruh murai di sangkar terlebih dahulu. Setelah mandi, jemur selama kira-kira 20-30 menit. Maka waktu terbaik untuk memandikan murai adalah pukul 07.00-09.00.

Bisnis ternak burung murai terbilang amat menjanjikan. Namun sebelumnya harus ada kecintaan terhadap satwa ini sehingga bisa total dalam melakukan budi daya.

Modal pun bisa dikatakan sangat minimal. Namun, untuk hasil yang lebih menggiurkan, diperlukan modal lebih besar untuk mendapatkan lebih banyak indukan berkualitas.

Seperti diketahui, induk murai yang gacor alias bersuara merdu akan menghasilkan anakan yang tokcer pula. Tapi harganya tentu lebih mahal, apalagi jika pernah menjuarai kontes kicau.

Ternak Murai Batu Poligami untuk Pemula

9 Cara Praktis Ternak Murai Batu Poligami untuk Pemula

Ternak Murai Batu Poligami untuk Pemula
Memelihara burung kini telah menjadi hobby untuk sebagian masyarakat Indonesia. Akan tetapi jarang sekali orang yang memanfaatkan hobby nya tersebut menjadi ladang uang. Bagi kita pecinta burung kicau, kita pasti tau tentang burung murai batu.

Selain cocok dijadikan sebagai hewan peliharaan, burung murai batu ini dapat dijadikan sebagai lahan bisnis yang sangat menjanjikan. Karena burung murai batu mempunyai suara kicau yang merdu, bermelodi, dan bervariasi.

Murai batu yang berprestasi dan sering memenangkan perlombaan dapat dihargai hingga ratusan juta rupiah. Hal ini merupakan salah satu alasan kenapa orang-orang ingin beternak murai batu.

1. Menentukan Lokasi Kandang Murai Batu

Pertama, yang harus kita lakukan adalah menentukan lokasi kandang murai batu. Kandang memiliki fungsi untuk memudahkan peternak murai batu dalam pemberian pakan, minum, pengelolaan kotoran, dan perkawinan.

Penempatan kandang penangkaran murai batu sangat berkaitan erat dengan keberhasilan penangkaran. Kandang yang salah akan menyebabkan murai batu tidak mau bertelur.

Umumnya lokasi penangkaran murai batu berada diluar rumah, seperti di samping rumah ataupun perkarangan rumah. Faktor penting yang harus diperhatikan adalah tempat yang dijadikan kandang suasananya cukup tenang dan jarang ada gangguan yang berarti.

2. Menetukan Ukuran Kandang Murai Batu

Ukuran kandang murai batu perlu diperhatikan karena akan berdampak pada kesehatan dan produktivitas murai batu tersebut. Ukuran kandang yang terlalu besar dapat menyebabkan murai batu terlalu banyak terbang sehingga energinya banyak dipakai untuk bergerak daripada untuk berproduksi.

Sedangkan jika kandang terlalu kecil dapat menyebabkan murai batu stress sehingga dapat menggangu reporoduksi murai batu.

Kandang ukuran kecil : 60 cm x 60 cm x 60 cm (panjang x lebar x tinggi)
Kandang ukuran sedang : 100 cm x 200 cm x 200 cm (panjang x lebar x tinggi)
Kandang ukuran besar : 200 cm x 200 cm x 300 cm (panjang x lebar x tinggi)

3. Peralatan Pendukung Kandang Murai Batu

Perlengkapan kandang murai batu mempunyai peran untuk mendukung pemeliharaan burung di penangkaran. Kandang penangkaran murai batu harus dilengkapi sarang pendukung lainnya, seperti tenggeran, bahan sarang, dan sarang murai batu.

Perlengkapan kandang lainnya yang harus dipersiapkan adalah tempat pakan dan tempat minum murai batu.

Untuk tempat bersarang, peternak murai batu dapat menggunakan barang bekas seperti baskom plastik yang kecil, kuali bekas, anyaman bambu, dan tempat nasi. Sebaiknya gunakanlah anyaman bambu, karena dapat memberikan rasa sejuk sehingga membuat murai batu nyaman bertelur dan mengeram.

Untuk tenggeran, letakkan di dalam kandang dengan posisi yang tepat sehingga tidak mengganggu keleluasaan murai batu untuk beraktivitas. Perlu diperhatikan, tenggeran yang digunakan untuk perkawinan sebaiknya tidak sembarangan.

Jenis, ukuran, dan penempatannya harus diperhitungkan. Lebih baik menggunakan tenggeran dengan bahan kayu yang berdiameter 0,15 – 0,2 cm.

Untuk tempat pakan dan tempat air minum, sebaiknya kebersihannya selalu dijaga dan tidak tercemar bahan kimia sebelum digunakan. Letak posisi tempat makan atau tempat minum sebisa mungkin mudah dilihat oleh murai batu dan saling berdekatan. Lebih baik lagi jika ditambah wadah untuk tempat mandi burung murai batu.

4. Cara Menjaga Kebersihan Kandang Murai Batu

Menjaga kebersihan kandang murai batu merupakan faktor terpenting untuk keberhasilan dalam membudidayakan murai batu. Dengan tingkat kebersihan yang terjaga, munculnya bibit penyakit dan hama tentu bisa diminimalisir.

Serta burung murai batu akan merasa lebih nyaman sehingga terhindar dari serangan stress yang merupakan pemicu munculnya berbagai penyakit pada murai batu.

Tips perawatan kandang murai batu :

Membersihkan tempat pakan dan minum setiap hari.
Setiap pagi, pakan dan air minum harus selalu diganti dengan yang baru. Sisa air minum atau pakan yang belum habis harus dibuang.
Setiap hari, tempat penampungan kotoran burung murai batu harus dibersihkan dan kotorannya dibuang ke tempat khusus.
Setiap satu minggu sekali, paling tidak sangkar dibersihkan secara keseluruhan.
Setelah kotoran dibuang, sangkar bisa dicuci lalu disterilkan dengan disinfektan dan obat antikuman, serta dikeringkan dibawah sinar matahari.
Tempat tenggeran burung murai batu juga harus dibersihkan minimal empat hari sekali.

5. Cara Pemberian Pakan Murai Batu

Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam beternak murai batu. Murai batu membutuhkan nutrisi yang cukup untuk menunjang aktivitas dan produktivitasnya.

Agar nutrisi terpenuhi, murai batu perlu diberikan pakan yang segar dan bervariasi. Pemberian vitamin untuk murai batu juga perlu. Pakan burung murai batu bisa berupa pakan alami, pakan buatan, atau pakan campuran antara pakan buatan dan pakan alami.

Pemberian pakan ekstra juga diperlukan untuk mendongkrak pertumbuhan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh burung murai batu. Biasanya pakan ekstra yang diberikan berupa jangkrik, cacing, ulat hongkong, orong-orong ataupun belalang.

Dalam satu hari rata-rata burung akan membutuhkan air minum sebanyak 4 – 5 kali jumlah pakannya. Air sangat dibutuhkan oleh burung murai batu ini untuk proses metabolisme tubuh, termasuk mengatur suhu tubuh, mempertahankan keseimbangan volume dalam darah, dan melancarkan dalam proses pencernaan.

Selain itu, air minum yang diberikan sebaiknya air yang udah matang supaya lebih steril dan meminimalisir parasit yang bisa mengganggu kesehatan burung murai batu.

Pakan Alami Murai Batu
Murai batu termasuk jenis burung karnivora atau pemakan daging. Di habitat aslinya, pakan burung murai batu adalah jenis-jenis serangga seperti semut rangrang dan ulat.

Kroto Pakan yang Disukai Murai Batu
Meski sedikit mahal di pasaran, koroto tetap menjadi pilihan yang terbaik untuk pakan burung. Disamping gizinya yang sangat tinggi, telur semut rangrang ini memang menjadi makanan favorite bagi penggemar burung berkicau khususnya untuk burung murai batu.

Voer Khusus Burung
Voer khusus burung biasa di pakai sebagai pakan untuk burung kicau. Ada banyak macam jenis dan merek voer burung yang ada di pasaran ini. Penggunaan voer sebagai pakan burung memang jauh lebih praktis dan harganya juga murah.

6. Cara Perkembangbiakan Murai Batu Secara Poligami

Perkembangbiakan murai batu secara berpoligami bertujuan untuk menghemat indukan jantan. Yang lebih hebatnya lagi, dalam satu kandang dapat diisi 1 ekor pejantan dan 7 ekor betina.

Beberapa pertimbangan dalam menerapkan perkembangbiakan secara poligami :

Dapat menghemat indukan jantan, khususnya untuk indukan jantan yang benar-benar berkualitas.
Dapat meningkatkan kuantitas produksi atau anakan murai batu.
Dapat menghemat biaya kandang yang digunakan.
Memudahkan perawatan dan pengontrolan.
Persyaratan Sebelum Melakukan Perkembangbiakan Secara Poligami :

Memasukkan calon induk betina kedalam kandang. Betina yang dimasukkan harus berumur kurang lebih 1 tahun atau sudah siap dikawinkan. Kemudian masukan 2 ekor betina dan biarkan selama 2 minggu untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Setelah itu masukan murai batu jantan bersama kandangnya ke dalam kandang betina. Ini bertujuan mencegah penyerangan murai batu jantan terhadap 2 ekor betina tersebut. Jadi harus beradaptasi dulu selama kurang lebih 1 minggu.

Tunggu sampai burung betina birahi. Biasanya burung betina akan bersiul-siul dan mendekati sangkar jantan. Ketika burung jantan dan betina sudah saling berdekatan, maka ini lah saat yang tepat untuk melepas murai batu jantan dari sangkarnya.

7. Cara Merawat Anakkan Murai Batu

Anak burung murai batu yang berusia 7 – 14 hari bisa deberi pakan dengan campuran voer dan krota yang sudah diencerkan. Pemberian pakan bisa dilakukan 1 jam sekali.

Setelah berusia 15 hari, biasanya mereka sudah bisa makan kroto sendiri. Akan tetapi tetap selalu diperhatikan agar anakkan burung murai batu dapat tumbuh sehat.

8. Cara Memandikan Murai Batu

Murai batu juga harus sering dimandikan agar kesehatan dan kebugaran tubuh murai batu dapat terjaga. Selain itu, memandikan murai batu juga mempercepat proses pergantian bulu-bulunya dan akan merangsang tumbuhnya bulu-bulu baru.

Beberapa Cara Memandikan Murai Batu :

Memasukan tempat mandi ke dalam sangkarnya atau dengan cara memindahkan burung ke sangkar lain yang berukuran lebih besar dan didalamnya sudah disediakan semacam bak mandi. Ukuran bak mandi yang ideal untuk murai batu adalah panjang 17 cm, lebar 10 cm, dan kedalaman 6 cm.
Menyemprotkan air dengan memakai sprayer yang semprotannya bisa diatur. Cara penyemprotan tidak boleh langsung mengenai tubuh burung karena bisa merusak bulu murai batu. Jadi sebaiknya menyemprotkan air ke atas bagian sangkar, sehingga air sedikit demi sedikit membasahi tubuh murai batu.
Waktu yang paling ideal untuk memandikan burung adalah di pagi hari antara pukul 07.00 – 10.00. Karena pada waktu ini sangat baik untuk kesehatan burung. Burung murai batu juga dapat mengerikan tubuhnya dengan sempurna karena sinar matahari.

9. Cara Menjemur Murai Batu

Waktu untuk menjemur murai batu adalah antara pukul 07.00 – 10.00 pagi ketika sinar matahari belum begitu panas dan menyengat. Untuk durasi penjemuran biasanya antara 20 menit – 60 menit.

Namun bisa juga lebih lama daripada itu. Sebenernya tergantung pada kondisi cuaca, kondisi burung, dan tujuan yang ingin dicapai. Penjemuran juga tidak boleh terlalu lama dalam suhu yang terlalu panas. Karena penjemuran yang terlalu panas dan terlalu lama dapat mengakibatkan burung murai batu mati.

Murai batu memiliki jenis-jenis yang berbeda, ada murai batu Aceh, murai batu Medan, murai batu Kalimantan, dan murai batu Lampung. Maka kita harus tentukan sendiri mau memulai ternak murai batu jenis apa.

Itulah pembahasan singkat mengenai cara beternak murai batu dengan cara poligami beserta cara merawatnya dan cara menjodohkannya. Sangat cocok bagi kita yang masih pemula. Semoga bermanfaat.

Jangkrik untuk Ternak Murai Batu

Porsi Jangkrik untuk Ternak Murai Batu agar Cepat Bertelur

Dalam budidayanya, porsi jangkrik untuk ternak Murai Batu yang sesuai adalah salah satu faktor penentu keberhasilan yang tidak boleh peternak sepelekan. Apalagi jika ingin Murai Batu lekas bertelur dan beranak-pinak, maka setelan pakan ternak murai yang tepat sifatnya jadi lebih penting lagi untuk diperhatikan betul-betul.

Pasalnya, salah perhitungan sedikit saja, yang dipertaruhkan adalah kesehatannya. Oleh karena itu, untuk memudahkan para peternak Murai Batu pemula yang baru saja berkecimpung di bidang ini, kami telah menyusun panduan terlengkap soal pemberian pakan Murai Batu.

Jangkrik: Jenis Pakan Burung Murai Batu agar Cepat Bertelur

Kini, banyak penghobi yang berbondong-bondong memulai budidaya Murai Batunya sendiri. Yang mulanya sekadar tertarik untuk memelihara Murai Batu kicauan sekarang banting setir jadi peternak Murai Batu.

Prospek bisnis yang sangat menguntungkan ini didorong oleh banyaknya penggemar Murai Batu di Indonesia, yang kepopulerannya sudah melejit sejak bertahun-tahun lalu. Alhasil, tidak mengherankan jika peternak Murai Batu bermunculan setiap harinya.

Dari berbagai macam faktor penentu kesuksesan peluang usaha yang satu ini, rasa-rasanya, pemberian pakan yang sesuai jadi kuncinya. Pasalnya, setiap jenis burung memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda.

Murai Batu sendiri, contohnya, apabila diberi pakan yang tidak sesuai dengan apa yang biasanya ia peroleh di habitat aslinya, maka akan gampang mabung. Dan jika sudah memasuki kondisi itu, maka akan semakin lama waktu yang diperlukan hingga burung bertelur. Oleh karena itu, kita mesti cermat dalam memilih pakan.

Di alam liar, pola pakan (diet) alami Murai Batu umumnya terdiri dari serangga dan ulat. Jadi, ketika beternak Murai Batu, usahakan untuk memberi pakan dari dua kategori tersebut.

Contoh ragam pakan Murai Batu antara lain ulat Hongkong, kroto, dan jangkrik, yang mana merupakan pakan paling efektif untuk membuat Murai Batu cepat bertelur.

Ini karena jangkrik mengandung protein dalam jumlah tinggi. Sementara itu, protein adalah jenis nutrisi yang berpengaruh langsung terhadap produktivitas ternak. Namun, dalam pemberian jangkrik pun kita sebaiknya berhati-hati. Terlalu banyak atau terlalu sedikit jumlahnya bisa berakibat buruk bagi kesehatan burung.

Berapa Persisnya Porsi Jangkrik untuk Ternak Murai Batu?


Sebenarnya, hal ini kembali lagi pada umur burung. Misalnya, porsi jangkrik untuk Murai Batu muda tentunya tidak sama dengan porsi jangkrik untuk Murai Batu dewasa. Untuk Murai Batu muda, berikan lima ekor jangkrik masing-masing di pagi dan sore hari.

Sementara itu, Murai Batu dewasa biasanya bisa menghabiskan antara 10 sampai 30 ekor jangkrik per hari. Tapi kita perlu memperhatikan baik-baik, apakah Murai Batu merasa cocok dengan porsi pakannya. Caranya yaitu dengan menyuapi burung satu-persatu.

Apabila di suapan ke sekian Murai Batu terkesan tidak berselera, maka itulah setelan jangkrik harian untuk Murai Batu yang paling pas untuk burung tersebut. Dan, seperti yang telah kami singgung sebelumnya, usahakan untuk tidak berlebihan ataupun terlalu sedikit dalam memberikan jangkrik.

Efek kelebihan jangkrik pada Murai Batu yang paling kentara yakni adanya peningkatan birahi pada burung. Ini karena kelebihan protein dapat menyebabkan tubuh burung mudah panas. Alhasil, tingkahnya menjadi sangat agresif, bahkan sampai-sampai burung mematuki kayu sangkar.

Sebaliknya, ciri murai kurang jangkrik yaitu burung menjadi mabung. Akibatnya, burung menjadi lesu atau kurang bersemangat, dan frekuensi kicauannya pun menurun. Di samping itu, Murai Batu yang mabung juga akan mengalami kerontokan bulu parah.

Tentunya, keduanya sama-sama mempengaruhi produktivitas burung dalam bertelur.

Pentingnya Memperhatikan Porsi Pakan Murai Batu

Nah, jelas sudah pentingnya memperhatikan porsi pakan burung terutama untuk mengontrol produktivitasnya dalam bertelur. Pemberian pakan dalam jumlah yang salah bisa berakibat fatal. Salah-salah, bukan cuma si burung bakal jarang bertelur, tetapi kesehatannya juga akan terpengaruh.

Selain itu, variasi pun penting. Berikan ulat Hongkong tiap 3 atau 4 hari sekali untuk menghindari Murai Batu stres karena bosan.

Akhir kata, semoga penjelasan di atas mengenai porsi jangkrik untuk ternak Murai Batu bermanfaat bagi perkembangan bisnis para Kicau Mania sekalian.

Langkah Sukses Ternak Burung Murai Batu

Ternak Murai Batu Sukses – Kandang, Pakan & Perawatan

Tak hanya memelihara burung murai kicauan, ternak murai batu kini telah menjadi hobi sekaligus ladang bisnis bagi sebagian masyarakat Indonesia. Usaha peternakan atau budidaya ini mampu menghasilkan keuntungan melimpah dan menjadi peluang usaha yang menjanjikan.

Murai batu tidak hanya cocok dijadikan sebagai burung kicauan di rumah, burung ini juga bisa menghasilkan uang jika dikelola dengan baik. Sebab burung dengan kicauan keras melengking ini mempunyai nilai jual yang cukup fantastis.

Burung murai batu yang berprestasi dan sering memenangkan perlombaan biasanya dibanderol dengan harga hingga ratusan juta rupiah. Hal inilah yang jadi alasan utama mengapa sebagian orang memilih untuk menjalankan bisnis ternak murai batu.

Penentuan Lokasi Kandang Ternak Murai Batu
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai bisnis budidaya murai batu, salah satu diantaranya adalah penentuan lokasi kandang.

Kandang ternak berfungsi untuk memudahkan kita sebagai peternak dalam proses pemberian pakan, minum, mengelola kotoran, hingga mengupayakan proses perkawinan.

Penempatan kandang penangkaran murai batu sangat erat kaitannya dengan keberhasilan penangkaran. Lokasi yang salah justru akan menyebabkan murai batu tidak mau bertelur atau bahkan berhenti berkembang dengan baik.

Biasanya, lokasi penangkaran murai batu berada di luar area rumah seperti ditempatkan di pekarangan ataupun samping rumah. Kunci utama yang perlu kita perhatikan dalam memilih lokasi kandang adalah suasana atau lingkungan. Pastikan, suasana di sekitar kandang murai batu cukup tenang dan bebas dari segala gangguan.


Pembuatan Kandang Ternak Murai Batu
Kita juga harus menentukan bentuk dan ukuran kandang yang akan digunakan sebelum memulai ternak murai batu. Sebab, kandang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan dan produktivitas burung murai ternakan.

Ukuran kandang yang terlalu besar akan menyebabkan murai batu terlalu banyak terbang sehingga energinya hanya terpusat untuk bergerak bukan untuk bereproduksi. Begitu pun sebaliknya, jika kandang yang kita gunakan terlalu kecil akan menyebabkan murai batu stres sehingga menghambat kelancaran proses reproduksinya.

Ukuran kandang paling tepat yang bisa kita jadikan acuan adalah sebagai berikut:
  • Kandang kecil memiliki ukuran panjang 60 cm, lebar 60 cm, dan tinggi 60 cm
  • Kandang sedang memiliki ukuran panjang 100 cm, lebar 200 cm, dan tinggi 200 cm
  • Kandang besar memiliki ukuran panjang 200 cm, lebar 200 cm, dan tinggi 300 cm.

Cara Merawat & Menjaga Kebersihan Kandang
Menjaga kebersihan kandang burung murai batu adalah faktor penting kesuksesan budidaya burung murai batu. Dengan selalu menjaga kebersihan sangkat, maka bibit penyakit dan hama bisa dicegah sedini mungkin.

Secara tidak langsung pun burung murai batu akan merasa nyaman sehingga terhindar dari risiko stres yang menjadi pemicu munculnya aneka jenis penyakit.

Disarankan untuk membersihkan tempat pakan dan minum secara rutin setiap hari. Pastikan pakan dan air minum tersebut selalu diganti dengan yang baru di setiap pagi. Jangan lupa untuk selalu membuang semua sisa makanan dan air di hari sebelumnya.

Jangan lupa juga untuk selalu membersihkan tempat penampungan kotoran pada kandang tersebut. Bersihkan kandang secara keseluruhan minimal satu minggu sekali. Setelah kotoran dibuang, kita harus mencuci sangkar atau kandang, lalu sterilkan dengan disinfektan, setelah itu keringkan di bawah sinar matahari.

Cara Pemberian Pakan Budidaya Murai Batu
Selanjutnya, kita perlu tahu bahwa pakan adalah salah satu faktor paling penting saat beternak hewan apapun. Burung murai batu juga membutuhkan nutrisi yang cukup agar aktivitas dan produktivitasnya tetap terjaga. Oleh sebab itu, kita harus menyediakan pakan segar dan bervariasi. Jangan lupa juga untuk memberinya vitamin agar selalu sehat.

Kita juga bisa memberikan pakan ekstra untuk mendongkrak pertumbuhan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh burung tersebut. Biasanya pakan tamahan yang diberikan adalah cacing, jangkrik, belalang, ataupun ulat hongkong.

Rata-rata dalam satu hari, burung murai batu membutuhkan air minum sebanyak 4-5 kali jumlah pakannya. Air sangat dibutuhkan oleh jenis burung ini untuk membantu proses metabolisme tubuh, termasuk mempertahankan keseimbangan volume air dalam darah, mengatur suhu tubuh, dan melancarkan proses pencernaan.

Pastikan juga air minum yang diberikan adalah air matang agar lebih steril dan meminimalisir parasit yang bisa mengganggu kesehatan burung murai batu.

Perlu kita ketahui, murai batu termasuk dalam golongan burung karnivora atau pemakan daging. Di habitat aslinya, burung murai batu lebih sering mengonsumsi aneka jenis serangga seperti ulat dan semut rangrang.

Bicara soal semut rangrang, pilihan pakan terbaik untuk burung murai batu adalah kroto alias telur semut rangrang. Meski dibanderol dengan harga sedikit mahal di pasaran, namun kroto memiliki nilai gizi tinggi untuk burung murai batu yang kita budidayakan.

Selain kroto dan serangga, kita juga bisa menyediakan voor khusus burung kicau. Ada banyak jenis dan merek voor burung yang bisa ditemukan di pasaran. Bukan hanya praktis, penggunaan voor sebagai pakan burung ini juga lebih hemat karena harganya relatif murah.

Cara Merawat Anakan Murai Batu
Jika ternak murai batu telah mengghasilkan anakan dengan usia 7 hingga 14 hari, maka sebaiknya beri pakan berupa campuran voor dan kroto yang sudah diencerkan. Lakukan pemberian pakan ini setiap satu jam sekali.

Setelah berusia 15 hari, biasanya burung-burung kecil ini telah mampu memakan kroto secara mandiri. Namun, kita tetap harus memperhatikannya agar anakan burung murai batu ini tumbuh dengan sehat.

Cara Memandikan Burung Murai Batu
Sebagai informasi, burung murai batu harus sering dimandikan agar kesehatan tubuhnya benar-benar terjaga dengan baik. Di samping itu, memandikan murai batu juga membantu mempercepat proses pergantian bulu dan merangsang tumbuhnya bulu baru.

Ada beberapa cara yang bisa kita pilih untuk memandikan murai batu. Pertama, kita bisa memasukkan wadah khusus untuk mandi ke dalam sangkarnya atau dengan cara memindahkan burung ke sangkar lain yang lebih besar.

Pastikan di dalam sangkar tersebut sudah tersedia wadah sebagai bak mandinya. Ukuran bak mandi yang ideal untuk murai batu memiliki panjang sekitar 17 cm, lebar 10 cm dengan kedalaman 6 cm.

Cara berikutnya adalah dengan menyemprotkan air menggunakan sprayer. Jika menggunakan cara ini, kita tidak boleh menyemprotnya secara langsung ke arah tubuh burung karena dapat merusak bulunya. Sebaiknya, semprotkan air ke bagian atas sangkar sehingga air tersebut sedikit demi sedikit membasahi tubuh burung murai batu.

Idealnya, waktu paling tepat untuk memandikan burung adalah di pagi hari sekitar pukul 07.00 hingga 10.00. Sebab di jam-jam tersebut sinar matahari tidak terlalu menyengat sehingga baik untuk kesehatan burung itu sendiri. Dengan bantuan sinar matahari pula, burung murai batu akan mengeringkan tubuhnya dengan sempurna.

Cara Menjemur Burung Murai Batu
Seperti yang telah disebutkan di atas, waktu paling pas untuk menjemur burung murai batu adalah di antara pukul 07.00 hingga 10.00 pagi saat matahari belum terlalu terik.

Untuk durasi penjemurannya sendiri biasanya berkisar antara 20 hingga 60 menit. Akan tetapi bisa lebih lama dari waktu tersebut tergantung dari kondisi cuaca, kondisi burung, dan tujuan yang ingin kita capai.

Namun perlu diingat, kita tidak boleh menjemur burung terlalu lama jika suhu udara terasa terlalu panas. Sebab hal ini bisa mengakibatkan burung murai batu dapat mati seketika.

Memilih Indukan Murai Batu Yang Bagus

7 Hal Penting Saat Memilih Induk Murai Batu Untuk Ternak

Bagaimana memilih induk murai batu? Burung murai batu memiliki penggemar yang cukup fantastis bukan hanya karena warnanya yang indah namun burung ini memiliki irama yang indah untuk didengar. Tidak heran jika banyak penggemar yang berlomba-lomba untuk memiliki burung yang satu ini.

Burung murai batu ini dapat kita jumpai di pulau sumatera, sebagian pulau jawa bahkan di semenanjung malaysia. Namun tidak usah khawatir, karena sekarang sudah banyak orang yang membudidayakan burung yang satu ini jadi kita tidak perlu pergi ke hutan untuk melihat secara langsung.

Tips Jitu Memilih Induk Murai Batu Untuk Dibudidayakan

Induk murai batu harus memiliki kualitas di atas rata-rata agar dapat memberikan keturunan yang berkualitas super. Anak murai batu yang berkualitas sering di buru oleh para peternak untuk dijadikan indukan. Namun harus kita ketahui bukan hanya indukan berjenis kelamin betina saja yang berkualitas super namun indukan jantan pun harus diperhatikan.

Jadi jangan asal memilih indukan apalagi dengan menangkap dari alam liar kemudian dijadikan indukan karena selain susah untuk dijinakkan memiliki resiko kematian yang tinggi. Walaupun 70-80% anakan murai mewarisi karakteristik indukan betina. Berikut ada beberapa tips dalam memilih indukan murai batu yang bagus dan berkualitas :

1. Sehat Fisik dan Mental
Pilihlah indukan murai batu yang sehat dan tidak cacat fisik baik sayap, kaki serta bagian tubuh lainnya. Kemudian juga harus sehat secara mental supaya bisa cepat bertelur. Karena jika induk sakit maka dapat menurunkan kualitas anakan murai batu tersebut.

Indukan murai yang sehat dapat dilihat dari keaktifan dan kelincahan burung ini serta memiliki tampilan yang menarik.

2. Kualitas Suara Burung
Suara kicau menjadi bagian yang harus dipertimbangkan ketika memilih calon induk murai batu. Baik untuk burung pejantan ataupun betina harus punya suara yang keras dan bervariasi. Pilihlah indukan yang gacor dengan suara yang kuat, merdu, dan memiliki irama yang enak didengar.

3. Usia Produktif
Sebaiknya memilih indukan yang berusia lebih dari 1 tahun. Pada usia tersebut indukan sudah dapat dikatakan matang dalam bereproduksi. Memang pada dasarnya usia dewasa murai betina kisaran 6-7 bulan, di usia ini murai sudah bertelur untuk pertama kalinya, namun dikhawatirkan jika organ reproduksi belum matang dapat menyebabkan kemandulan.

4. Induk Jinak
Ada baiknya memilih indukan yang sudah jinak sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaan murai batu ini. Selain itu indukan yang sudah jinak tidak gampang emosi yang dapat menyebabkan indukan ini stres. Indukan yang stres dapat membahayakan telur-telur nya dan mengakibatkan kegagalan menetas jikalau telur itu menetas tidak dapat dipungkiri bahwa induk nya tidak mau merawat yang dapat menyebabkan kematian dini.

5. Murai Batu Berjodoh
Hampir sebagian orang yang ingin mengembangkan usaha ternak murai batu mengalami kegagalan akibat burung tidak jodoh. Hal ini sangat jelas, pasalnya akibat tidak jodoh menyebabkan burung tidak produktif. Nah bagi kita yang ingin serius menekuni budidaya maka sebaiknya memilih induk murai batu yang telah berjodoh.

6. Sudah Pernah Bertelur
Kemudian saat memilih induk dan pejantan murai batu sebaiknya kita membeli burung yang sudah pernah bertelur sebelumnya. Baik sudah sekali ataupun sudah berulang kali, tujuannya untuk meminimalkan resiko burung tidak mau bertelur. Tapi jangan pula membeli murai batu yang sudah terlalu tua umurnya karena sudah pasti tingkat produksi burung sudah menurun.

7. Membeli dengan Cerdas
Kebanyakan dari kita sering melakukan kesalahan saat membeli burung murai, hasilnya justru mengalami kerugian. Dalam hal ini kerugian bukan hanya soal materi, tapi terkadang malah membeli induk murai batu yang tidak sesuai. Maka dari itu sebaiknya membeli murai batu yang akan di jadikan indukan kepada penjual yang sudah terpercaya.

Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih indukan murai batu untuk dijadikan ternak. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa nantinya akan ada anakan yang tidak bagus walaupun terlahir dari indukan yang berkualitas baik dari indukan betina maupun indukan jantan.

Indukan yang berkualitas bukanlah satu-satunya hal yang penting dalam membudidayakan burung murai batu, masih banyak hal yang harus diperhatikan seperti makanan, tempat tinggal, perawatan dan masih banyak lagi. Semua itu tergantung bagaimana kita mengelolahnya. Semakin baik kita mengelolahnya semakin baik pula hasilnya. Selamat mencoba.

Karakteristik Ikan Lele Juga Manfaatnya

Ikan lele Sepertinya sudah bukan ikan yang asing di telinga kita ya, Ikan lele memang terkenal sebagai salah satu hidangan yang disukai masyarakat indonesia. Ikan ini juga memiliki harga yang terjangkau dan merupakan salah satu ikan yang mudah ditemukan di pasaran.
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki ikan lele membuat ikan ini dipilih cukup banyak orang untuk dibudidayakan. Jika kita tertarik dalam budidaya atau hobi makan ikan lele, ulasan kali ini akan membahas ciri-ciri juga karakteristik yang dimiliki ikan lele.

Ciri-Ciri Ikan Lele
Ikan lele ini memiliki ciri-ciri fisik tubuh yang licin, bentuknya memanjang, tidak memiliki sisik, sirip punggung dan sirip anus juga berbentuk memanjang. Sirip dan ekor lele terkadang menyatu hingga membuatnya tampak seperti sikat yang pendek.

Kepala ikan lele keras bertulang pada bagian atasnya. Lele juga memiliki sungut peraba atau disebut barbels yang berguna saat bergerak di air yang gelap, Lele juga memiliki mata kecil, mulut lebar yang terletak di ujung moncongnya, alat pernapasan yang memiliki modifikasi dari busur insang, dan pada sirip-sirip dadanya terdapat patil berupa duri-duri tajam.

Modifikasi “busur insang” pada tubuh lele membuatnya memiliki empat pasang sungut yang berfungsi sebagai alat pendeteksi untuk menemukan sumber makanan dalam gelap sekalipun serta dapat melindungi diri dari serangan atau keadaan bahaya. Sebab, lele merupakan ikan nokturnal yang aktif di malam hari.

Agar lebih jelas, mari kita lihat ciri-ciri ikan lele secara lengkap.

1. Tempat Hidup
Tempat hidup atau habitat dari ikan lele biasanya ada pada area air tawar (empang, rawa-rawa, sungai, tambak, sawah, dan daerah berlumpur).

2. Misai atau kumis
Ikan lele memiliki tampilan fisik yang khas, yaitu adanya kumis atau misai. Posisi kumis berada di area dekat mulut pada bagian depan bibir yang fungsinya sebagai alat peraba. Fungsi dari kumis tersebut juga untuk menemukan makanan di tempat yang gelap.

3. Kepala
Fakta unik pada lele yaitu memiliki kepala yang sangat keras dan kekerasannya mirip dengan batok kelapa. Makanya, jangan heran jika kita menyaksikan perut lele dibelah, tapi kepalanya tetap bisa bergerak dengan gesit. Oleh karena itu, salah satu cara untuk membuat lele diam dengan cepat adalah dengan memukul bagian kepala terlebih dahulu dengan keras.

4. Sirip
Ikan lele memiliki sirip di beberapa bagian tubuhnya. Dari yang teratas ada di punggung lele yang warnanya tidak jauh beda dengan badannya sehingga terlihat samar. Lalu, sirip yang kedua terdapat di bagian belakang yang fungsinya untuk memudahkan ikan lele berenang. Terakhir, untuk memudahkan ikan lele bergerak di dalam air, terdapat sirip di bagian ekor.

5. Patil
Patil yang sangat tajam merupakan salah satu ciri khas dari ikan lele, di mana lokasi patil pada ikan lele berada pada area sekitar sirip yang memiliki fungsi
untuk melindungi diri. Oleh karena itu, jika ingin mengambil atau sekadar memegang ikan lele, kita perlu untuk berhati-hati dan menggunakan teknik yang benar. Sebab, jika ikan lele merasa dirinya terancam ia akan menggunakan patilnya untuk melindungi diri.

6. Ikan Ovipar
Ikan lele masuk dalam klasifikasi ikan ovipar, sehingga ikan lele mampu bertelur dan menghasilkan bibit-bibit ikan lele dengan jumlah banyak. Dalam satu kali bertelur, ikan lele dapat menghasilkan puluhan bibit. Oleh karena itu, ikan lele menjadi salah salah satu jenis ikan yang menjanjikan jika dipilih untuk dibudidayakan.


Karakteristik Ikan Lele
Ikan lele menjadi salah satu ikan favorit untuk dibudidayakan oleh mereka yang sudah berpengalaman maupun para pemula. Ikan lele banyak dipilih karena mudah dalam pengerjaannya. Pada dasarnya ikan lele merupakan jenis ikan yang hidup di rawa-rawa, lumpur, juga perairan dengan kelembapan tinggi, sehingga mudah untuk dibudidayakan didalam air diam.

Mudahnya membudidayakan Ikan lele menjadikan ikan ini populer di masyarakat. Konsumen mudah mendapatkan ikan yang dibutuhkannya, penjual pun mudah dalam memasarkannya. Beberapa karakteristik ikan lele berikut ini perlu kita ketahui agar semakin paham mengapa ikan lele bisa begitu populer.

Perilaku Ikan Lele
Ikan lele merupakan hewan nokturnal yang lebih banyak melakukan aktivitas di malam hari dan sebaliknya pada siang hari mereka beristirahat. Perilaku ini membuat ikan lele pada waktu siang hari memilih tempat-tempat gelap dan tidak banyak bergerak. Oleh karena hal tersebut, biasanya pada pembudidaya ikan lele memilih untuk melakukan rekayasa dengan menciptakan lingkungan perairan yang lebih gelap menggunakan wadah gelap yang dapat meningkatkan kekeruhan air.

Tingkat kekeruhan air dapat berpengaruh karena adanya kandungan fitoplankton yang padat dan membuat ikan melakukan pemijahannya secara alami. Pemijahan merupakan proses pengeluaran sel telur dan sperma yang diikuti dengan perkawinan.

Makanan, Waktu Makan, dan Preferensi Pakan Ikan Lele

Ikan lele memiliki kebiasaan makan secara bottom feeder atau makan di dasar perairan. Hal ini membuat para peternak perlu menenggelamkan pakan agar mencapai dasar perairan. Namun, seiring berkembangnya zaman, berubah juga kebiasaan dalam proses pemberian makan ikan lele.

Jika ikan lele sudah lahir dari sebuah area perkembangbiakan, maka mereka akan menjadi lele berjenis omnivora atau pemakan apapun yang ada di lingkungan sekitar mereka.

Biasanya makanan yang diberikan kepada ikan lele mengandung protein yang tinggi seperti pelet berprotein tinggi 70% dan daging-dagingan. Namun, ikan lele yang sering diberikan daging-dagingan akan memiliki kecenderungan menjadi kanibal saat di lingkungan sekitar tidak adanya makanan.

Waktu Perkembangbiakkan Ikan Lele
Ikan lele memiliki kebiasaan melakukan pemijahan atau melepaskan telur dan sperma untuk pembuahan saat hujan tiba. Sebab, hujan akan memberikan feromon atau hal yang mampu merangsang, yaitu bau tanah. Akibat bau tanah tersebut ikan lele terangsang untuk melakukan aktivitas seksual. Saat hujan datang, akan terjadi perkawinan pada ikan lele yang sudah matang gonad.

Fungsi Ikan Lele
Salah satu fungsi dari ikan lele yang dapat berguna untuk manusia adalah sebagai bahan pangan. Banyak sekali jenis ikan lele yang bisa dikonsumsi, tapi satu hal yang harus diperhatikan yaitu dengan memastikan ikan lele tersebut dipelihara dengan baik atau berasal dari tempat yang bersih.

Selain itu ikan lele juga dapat membersihkan lingkungannya yang kotor. Para petani pun menggunakan ikan lele untuk membasmi hama di sawah mereka atau dapat dipelihara di tempat yang menjadi sarang bertumbuhnya jentik-jentik nyamuk. Ikan lele juga dapat dipelihara untuk bisnis, dengan membudidayakannya untuk dijual kembali kepada restoran atau untuk membuka tempat makan pecel lele.

Manfaat Ikan Lele
Selain mudah dibudidayakan, Ikan lele juga mengandung banyak gizi didalam tubuhnya. Kandungan gizi ikan lele bisa dikatakan cukup lengkap, bobot 100 gram dari ikan lele segar biasanya memiliki 240 kalori, 30% protein, 15% karbohidrat, juga 56% lemak. Dari banyaknya kandungan tersebut, maka satu ekor ikan lele segar mencapai 12% AKG dari 2000 kalori.

Ikan lele segar juga mengandung omega 3, vitamin B1, Vitamin B2, vitamin B12, 398 mg sodium, 326 mg kalium, dan 168 mg Fosfor di dalam tubuhnya. Dengan segala kandungan gizinya, ikan lele segar dapat memberikan manfaat dalam menjaga kesehatan saraf dan kardiovaskuler yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka pada tubuh manusia.

Namun, pengelolaan ikan lele perlu dilakukan dengan benar karena biasanya tubuh lele mengandung banyak bakteri berbahaya seperti shigella, salmonella, dan escherichia.

Cara mengolah ikan lele dengan benar, yaitu dengan mencucinya sampai benar-benar bersih dan memasaknya hingga benar-benar matang agar bakteri-bakteri berbahaya dapat secara menyeluruh mati dan hilang dalam tubuh ikan lele yang siap santap tersebut.

Nah, demikian ulasan mengenai ikan lele. Semoga dapat menambah pengetahuan kita akan ciri-ciri, jenis, manfaat, juga karakteristik dari ikan lele.

10 Jenis Ikan Lele Budidaya

Jenis Ikan Lele Budidaya Ikan Lele Di Indonesia

Budidaya Ikan Lele

Lele merupakan ikan yang berasal dari kelas Clarias dan banyak beredar di perairan Asia-Afrika. Sedangkan di Asia Tenggara sendiri, terdapat 20 jenis ikan lele. Namun, dari sekian banyak jenis yang ada, tidak semua ikan lele dapat dikonsumsi dan dibudidayakan. Cari tahu 10 jenis budidaya ikan lele yang ada di Indonesia di sini.

Mengenal Sekilas Tentang Ikan Lele

Ikan lele adalah hewan yang hidup di perairan air tawar atau payau. Beberapa peternak lele di daerah Pantura Jawa membudidayakan jenis ikan ini di tambak bekas udang atau bandeng. Bahkan ikan ini juga dapat hidup di genangan air yang cenderung tenang, seperti rawa, atau danau.

Lele termasuk jenis ikan karnivora, tak jarang juga dapat memangsa sesama atau kanibal terutama karena faktor perbedaan ukuran. Di mana lele yang lebih besar akan memakan kawanan berukuran kecil. Selain memangsa dari kawanannya, lele juga memangsa cacing, kutu, larva atau siput air.

Cara perkembangbiakan ikan lele yaitu dengan bertelur, dan dibuahi secara eksternal. Pengembangbiakan lele biasanya terjadi di musim hujan, karena air yang melimpah sehingga kualitasnya menjadi lebih baik. Selain itu, lele juga berkembang biak ketika ada rangsangan dari bau tanah. Perlu Anda ketahui, bahwa tanah yang kering dan terkena air akan mengeluarkan bau khas yang merangsang ikan untuk kawin.

Sebagai ikan jenis konsumsi, lele mengandung banyak protein, asam amino, zat besi dan yodium yang baik bagi tubuh. Di samping itu, harga beli ikan ini relatif murah, sehingga mudah Anda temukan di pasar tradisional atau modern.

Peluang inilah yang sering menjadi alasan peternak lele untuk membudidayakannya. Apalagi ikan lele dapat Anda budidayakan di kolam semen, tanah, terpal, ember, atau drum. Lantas, ikan lele jenis apa saja yang cocok untuk dibudidayakan?

Jenis-jenis Ikan Lele Yang Populer Dibudidayakan

Masyarakat di Indonesia banyak mengembangbiakan dua spesies lele, yaitu dari Clarias Batrachus dan Clarias Gariepinus. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Berikut uraian singkat tentang jenis budidaya ikan lele dari dua spesies tersebut yang cocok dibudidayakan di Indonesia.

Lele Lokal / Clarias Batrachus

Lele lokal merupakan spesies ikan yang cukup populer di kalangan peternak, namun kurang menguntungkan. Ikan ini mempunyai Food Conversion Ratio (FCR) tinggi, di mana rasio pemberian pakan lebih besar daripada daging yang dihasilkan. Jadi, peternak lele membutuhkan dua kilogram pakan bahkan lebih, namun hanya menghasilkan satu kilogram saja sekali panen.

Selain itu, dari segi pertumbuhan pun cukup lambat. Lele lokal yang berusia 1 tahun masih terbilang kecil jika disandingkan dengan lele dumbo 2 bulan.

Di Indonesia sendiri akan Anda temui tiga jenis lele lokal, yaitu lele hitam, lele putih (belang putih) dan lele merah. Dari ketiganya yang dapat Anda konsumsi adalah lele hitam. Sedangkan lele putih dan lele merah biasanya untuk ikan hias.

Namun, bagi Anda yang ingin beternak atau membudidayakan ikan lokal sepatutnya berhati-hati. Karena lele lokal mempunyai patil yang tajam dan berbisa, dan dapat menyebabkan demam atau bengkak.

Lele Dumbo

Ikan lele dumbo berasal dari Taiwan, dan pertama kali datang ke Indonesia tahun 1985. Para peternak di Indonesia banyak yang menjadikan lele dumbo sebagai ikan favorit. Alasannya, tentu saja karena pertumbuhan badannya cepat dan lebih bongsor.

Apabila mengamati ikan ini, warnanya lebih hitam kehijauan dan saat terkejut atau stress maka kulitnya akan muncul bercak-bercak hitam/putih. Selain itu, patil ikan ini tidak beracun dan cocok jika Anda budidayakan di dalam kolam karena tidak suka membuat lubang. Meskipun ukuran jauh lebih besar daripada lele lokal namun dagingnya cenderung lembek.

Lele Sangkuriang

Ingat cerita rakyat “Sangkuriang” yang berkisah tentang seorang anak mengawini ibunya sendiri? Ya, sesuai dengan namanya, lele sangkuriang merupakan hasil persilangan balik antara induk dan anaknya sendiri.

BBPBAT (Balai Besar Budidaya Ikan Air Tawar) yang pertama kali melakukan persilangan balik ini. Dengan alasan karena terdapat penurunan kualitas dari lele dumbo yang telah ada. Sehingga mereka melakukan penelitian dengan mengawinkan induk lele dumbo betina F2 dengan jantan F6. Di mana hasilnya (F2-6) akan dikawinkan kembali dengan induk betina F2.

Dari hasil persilangan ini maka mendapat ikan lele yang unggul, bahkan mampu bertelur sebanyak 40.000 telur sekali bertelur. Selain itu, ikan ini juga lebih tahan terhadap penyakit dengan kualitas daging yang lebih baik.

Lele Phyton

Berbeda dari varietas lainnya, lele phyton pertama kali ditemukan di Banten tahun 2004. Merupakan hasil persilangan lele thailand dengan lele lokal. Melihat dari segi ketahanan, ikan ini dapat bertahan di cuaca dingin dan tingkat survival ratenya 90%.

Ikan lele phyton mempunyai bentuk kepala seperti ular, gerakannya pun lincah seperti lele dumbo, namun dagingnya lebih gurih dan tidak lembek. Untuk rasa hampir mirip lele lokal.

Lele Masamo

Jenis ikan lele unggul lainnya adalah Lele Masamo. Lele ini merupakan hasil pengumpulan sifat dari nutfah lele dari banyak negara. Ciri fisik lele ini bertubuh lonjong, patilnya panjang dan berwarna kehitaman.

Selain itu, tengkuk kepalanya juga terlihat lebih runcing. Apabila stress maka kana tampak warna keputihan/ abu-abu.

Lele Mutiara

Berikutnya ada Lele Mutiara, yang merupakan ikan hasil persilangan varietas lele Mesir, Phyton, Sangkuriang dan Dumbo. Ikan lele mutiara mengalami proses seleksi hingga tiga generasi.

Nama ikan ini adalah kependekan dari Mutu Tiada Tara yang cukup populer ketimbang lainnya. Ciri fisiknya antara lain:
  • warna lebih abu-abu gelap
  • Lebih cepat tumbuh
  • Umur pemeliharaan lebih singkat
  • Ukuran relatif sama sehingga tidak perlu menyortir kembali
  • Lebih tahan terhadap penyakit
  • Hemat pakan

Lele Mandalika

Ikan Mandalika merupakan jenis lele yang berasal dari NTB dan merupakan hasil persilangan betina sangkuriang dengan jantan masamo. Untuk kemampuan bertahan hidup, lele mandalika mempunyai survival rate 90%. Bahkan, banyak masyarakat di daerah NTB menganggap bahwa lele mandalika lebih menguntungkan daripada lele sangkuriang.

Lele Limbat

Jenis lele limbat merupakan ikan yang cukup populer di Asia Tenggara. Tampilan fisiknya mudah Anda kenali karena terdapat bintik-bintik di tubuhnya. Bentuknya memanjang mirip sidat.

Lele ini menjadi salah satu makanan khas dari Medan, Sumatera Utara. Tidak heran jika harganya cukup tinggi di daerah tersebut.

Lele Albino

Bukan jenis ikan konsumsi, lele albino lebih sering dibudidayakan sebagai ikan hias. Warnanya yang putih sedikit pink menjadi ciri khas dari lele ini. Berdasarkan coraknya, lele albino terbagi menjadi 3 jenis, yaitu albino belang, albino tompel dan albino dumbo.

Lele Kepala Besar

Broadhead Catfish atau lele kepala besar merupakan ikan yang berasal dari Asia Tenggara. Masyarakat Thailand, Vietnam, Kamboja juga banyak yang membudidayakan ikan ini dan mengonsumsinya. Namun keberadaan populasinya mulai langka karena aktivitas kawin silang manusia.

Akhir Kata
Demikianlah ulasan singkat tentang jenis budidaya ikan lele yang ada di Indonesia. Dari ulasan di atas, jenis manakah yang akan Anda pelihara dan budidayakan? Semoga membantu. (sumber)

Budidaya Ikan Lele

CARA BUDIDAYA IKAN LELE YANG BAIK


lanjuta
Gambar budidaya ikan lele

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif. Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan betjuan untuk menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi.

1. Penyiapan Kolam Tempat Budidaya Ikan Lele

Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada.

Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam artikel ini kita akan membahas kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan. Sebagai pengetahuan tambahan, silahkan baca cara membuat kolam ikan. Tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan kolam tanah adalah sebagai berikut:

a. Pengeringan dan Pengolahan Tanah

Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati.

Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah. Bersamaan dengan proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan ikan.

b. Pengapuran dan Pemupukan

Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya adalah pemupukan.

Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.

c. Pengaturan Air Kolam

Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu. Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik.

Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan. Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.

2. Pemilihan Benih Ikan Lele

Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia. Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan pembenihan ikan lele sendiri.

a. Syarat Benih Unggul

Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik.

Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.

b. Cara Menebar Benih

Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya, masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih.

Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.

c. Menentukan Kapasitas Kolam

Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3×4) x 400 = 4800 ekor.

Catatan: kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok.

3. Pakan Untuk Budidaya Ikan Lele

Anjuran pakan ikan lele berdasarkan umurnya dengan asumsi benih 1000 tersaji dalam Tabel berikut :
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan. Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif.

a. Pemberian Pakan Utama

Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral. Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa. Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan.

Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh. Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari. Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari.

Pertimbangkan pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Si pemberi pakan harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.


b. Pemberian Pakan Tambahan

Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang menguras kantong. Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya.

Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu. Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.

4. Pengelolaan Air

Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga. Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah kemudian isi lagi dengan air baru.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam. Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan.

Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor. Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain.

5. Panen Budidaya Ikan Lele

Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor. Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut.

Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya karena ini akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.