Karakteristik Ikan Lele Juga Manfaatnya

Ikan lele Sepertinya sudah bukan ikan yang asing di telinga kita ya, Ikan lele memang terkenal sebagai salah satu hidangan yang disukai masyarakat indonesia. Ikan ini juga memiliki harga yang terjangkau dan merupakan salah satu ikan yang mudah ditemukan di pasaran.
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki ikan lele membuat ikan ini dipilih cukup banyak orang untuk dibudidayakan. Jika kita tertarik dalam budidaya atau hobi makan ikan lele, ulasan kali ini akan membahas ciri-ciri juga karakteristik yang dimiliki ikan lele.

Ciri-Ciri Ikan Lele
Ikan lele ini memiliki ciri-ciri fisik tubuh yang licin, bentuknya memanjang, tidak memiliki sisik, sirip punggung dan sirip anus juga berbentuk memanjang. Sirip dan ekor lele terkadang menyatu hingga membuatnya tampak seperti sikat yang pendek.

Kepala ikan lele keras bertulang pada bagian atasnya. Lele juga memiliki sungut peraba atau disebut barbels yang berguna saat bergerak di air yang gelap, Lele juga memiliki mata kecil, mulut lebar yang terletak di ujung moncongnya, alat pernapasan yang memiliki modifikasi dari busur insang, dan pada sirip-sirip dadanya terdapat patil berupa duri-duri tajam.

Modifikasi “busur insang” pada tubuh lele membuatnya memiliki empat pasang sungut yang berfungsi sebagai alat pendeteksi untuk menemukan sumber makanan dalam gelap sekalipun serta dapat melindungi diri dari serangan atau keadaan bahaya. Sebab, lele merupakan ikan nokturnal yang aktif di malam hari.

Agar lebih jelas, mari kita lihat ciri-ciri ikan lele secara lengkap.

1. Tempat Hidup
Tempat hidup atau habitat dari ikan lele biasanya ada pada area air tawar (empang, rawa-rawa, sungai, tambak, sawah, dan daerah berlumpur).

2. Misai atau kumis
Ikan lele memiliki tampilan fisik yang khas, yaitu adanya kumis atau misai. Posisi kumis berada di area dekat mulut pada bagian depan bibir yang fungsinya sebagai alat peraba. Fungsi dari kumis tersebut juga untuk menemukan makanan di tempat yang gelap.

3. Kepala
Fakta unik pada lele yaitu memiliki kepala yang sangat keras dan kekerasannya mirip dengan batok kelapa. Makanya, jangan heran jika kita menyaksikan perut lele dibelah, tapi kepalanya tetap bisa bergerak dengan gesit. Oleh karena itu, salah satu cara untuk membuat lele diam dengan cepat adalah dengan memukul bagian kepala terlebih dahulu dengan keras.

4. Sirip
Ikan lele memiliki sirip di beberapa bagian tubuhnya. Dari yang teratas ada di punggung lele yang warnanya tidak jauh beda dengan badannya sehingga terlihat samar. Lalu, sirip yang kedua terdapat di bagian belakang yang fungsinya untuk memudahkan ikan lele berenang. Terakhir, untuk memudahkan ikan lele bergerak di dalam air, terdapat sirip di bagian ekor.

5. Patil
Patil yang sangat tajam merupakan salah satu ciri khas dari ikan lele, di mana lokasi patil pada ikan lele berada pada area sekitar sirip yang memiliki fungsi
untuk melindungi diri. Oleh karena itu, jika ingin mengambil atau sekadar memegang ikan lele, kita perlu untuk berhati-hati dan menggunakan teknik yang benar. Sebab, jika ikan lele merasa dirinya terancam ia akan menggunakan patilnya untuk melindungi diri.

6. Ikan Ovipar
Ikan lele masuk dalam klasifikasi ikan ovipar, sehingga ikan lele mampu bertelur dan menghasilkan bibit-bibit ikan lele dengan jumlah banyak. Dalam satu kali bertelur, ikan lele dapat menghasilkan puluhan bibit. Oleh karena itu, ikan lele menjadi salah salah satu jenis ikan yang menjanjikan jika dipilih untuk dibudidayakan.


Karakteristik Ikan Lele
Ikan lele menjadi salah satu ikan favorit untuk dibudidayakan oleh mereka yang sudah berpengalaman maupun para pemula. Ikan lele banyak dipilih karena mudah dalam pengerjaannya. Pada dasarnya ikan lele merupakan jenis ikan yang hidup di rawa-rawa, lumpur, juga perairan dengan kelembapan tinggi, sehingga mudah untuk dibudidayakan didalam air diam.

Mudahnya membudidayakan Ikan lele menjadikan ikan ini populer di masyarakat. Konsumen mudah mendapatkan ikan yang dibutuhkannya, penjual pun mudah dalam memasarkannya. Beberapa karakteristik ikan lele berikut ini perlu kita ketahui agar semakin paham mengapa ikan lele bisa begitu populer.

Perilaku Ikan Lele
Ikan lele merupakan hewan nokturnal yang lebih banyak melakukan aktivitas di malam hari dan sebaliknya pada siang hari mereka beristirahat. Perilaku ini membuat ikan lele pada waktu siang hari memilih tempat-tempat gelap dan tidak banyak bergerak. Oleh karena hal tersebut, biasanya pada pembudidaya ikan lele memilih untuk melakukan rekayasa dengan menciptakan lingkungan perairan yang lebih gelap menggunakan wadah gelap yang dapat meningkatkan kekeruhan air.

Tingkat kekeruhan air dapat berpengaruh karena adanya kandungan fitoplankton yang padat dan membuat ikan melakukan pemijahannya secara alami. Pemijahan merupakan proses pengeluaran sel telur dan sperma yang diikuti dengan perkawinan.

Makanan, Waktu Makan, dan Preferensi Pakan Ikan Lele

Ikan lele memiliki kebiasaan makan secara bottom feeder atau makan di dasar perairan. Hal ini membuat para peternak perlu menenggelamkan pakan agar mencapai dasar perairan. Namun, seiring berkembangnya zaman, berubah juga kebiasaan dalam proses pemberian makan ikan lele.

Jika ikan lele sudah lahir dari sebuah area perkembangbiakan, maka mereka akan menjadi lele berjenis omnivora atau pemakan apapun yang ada di lingkungan sekitar mereka.

Biasanya makanan yang diberikan kepada ikan lele mengandung protein yang tinggi seperti pelet berprotein tinggi 70% dan daging-dagingan. Namun, ikan lele yang sering diberikan daging-dagingan akan memiliki kecenderungan menjadi kanibal saat di lingkungan sekitar tidak adanya makanan.

Waktu Perkembangbiakkan Ikan Lele
Ikan lele memiliki kebiasaan melakukan pemijahan atau melepaskan telur dan sperma untuk pembuahan saat hujan tiba. Sebab, hujan akan memberikan feromon atau hal yang mampu merangsang, yaitu bau tanah. Akibat bau tanah tersebut ikan lele terangsang untuk melakukan aktivitas seksual. Saat hujan datang, akan terjadi perkawinan pada ikan lele yang sudah matang gonad.

Fungsi Ikan Lele
Salah satu fungsi dari ikan lele yang dapat berguna untuk manusia adalah sebagai bahan pangan. Banyak sekali jenis ikan lele yang bisa dikonsumsi, tapi satu hal yang harus diperhatikan yaitu dengan memastikan ikan lele tersebut dipelihara dengan baik atau berasal dari tempat yang bersih.

Selain itu ikan lele juga dapat membersihkan lingkungannya yang kotor. Para petani pun menggunakan ikan lele untuk membasmi hama di sawah mereka atau dapat dipelihara di tempat yang menjadi sarang bertumbuhnya jentik-jentik nyamuk. Ikan lele juga dapat dipelihara untuk bisnis, dengan membudidayakannya untuk dijual kembali kepada restoran atau untuk membuka tempat makan pecel lele.

Manfaat Ikan Lele
Selain mudah dibudidayakan, Ikan lele juga mengandung banyak gizi didalam tubuhnya. Kandungan gizi ikan lele bisa dikatakan cukup lengkap, bobot 100 gram dari ikan lele segar biasanya memiliki 240 kalori, 30% protein, 15% karbohidrat, juga 56% lemak. Dari banyaknya kandungan tersebut, maka satu ekor ikan lele segar mencapai 12% AKG dari 2000 kalori.

Ikan lele segar juga mengandung omega 3, vitamin B1, Vitamin B2, vitamin B12, 398 mg sodium, 326 mg kalium, dan 168 mg Fosfor di dalam tubuhnya. Dengan segala kandungan gizinya, ikan lele segar dapat memberikan manfaat dalam menjaga kesehatan saraf dan kardiovaskuler yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka pada tubuh manusia.

Namun, pengelolaan ikan lele perlu dilakukan dengan benar karena biasanya tubuh lele mengandung banyak bakteri berbahaya seperti shigella, salmonella, dan escherichia.

Cara mengolah ikan lele dengan benar, yaitu dengan mencucinya sampai benar-benar bersih dan memasaknya hingga benar-benar matang agar bakteri-bakteri berbahaya dapat secara menyeluruh mati dan hilang dalam tubuh ikan lele yang siap santap tersebut.

Nah, demikian ulasan mengenai ikan lele. Semoga dapat menambah pengetahuan kita akan ciri-ciri, jenis, manfaat, juga karakteristik dari ikan lele.

10 Jenis Ikan Lele Budidaya

Jenis Ikan Lele Budidaya Ikan Lele Di Indonesia

Budidaya Ikan Lele

Lele merupakan ikan yang berasal dari kelas Clarias dan banyak beredar di perairan Asia-Afrika. Sedangkan di Asia Tenggara sendiri, terdapat 20 jenis ikan lele. Namun, dari sekian banyak jenis yang ada, tidak semua ikan lele dapat dikonsumsi dan dibudidayakan. Cari tahu 10 jenis budidaya ikan lele yang ada di Indonesia di sini.

Mengenal Sekilas Tentang Ikan Lele

Ikan lele adalah hewan yang hidup di perairan air tawar atau payau. Beberapa peternak lele di daerah Pantura Jawa membudidayakan jenis ikan ini di tambak bekas udang atau bandeng. Bahkan ikan ini juga dapat hidup di genangan air yang cenderung tenang, seperti rawa, atau danau.

Lele termasuk jenis ikan karnivora, tak jarang juga dapat memangsa sesama atau kanibal terutama karena faktor perbedaan ukuran. Di mana lele yang lebih besar akan memakan kawanan berukuran kecil. Selain memangsa dari kawanannya, lele juga memangsa cacing, kutu, larva atau siput air.

Cara perkembangbiakan ikan lele yaitu dengan bertelur, dan dibuahi secara eksternal. Pengembangbiakan lele biasanya terjadi di musim hujan, karena air yang melimpah sehingga kualitasnya menjadi lebih baik. Selain itu, lele juga berkembang biak ketika ada rangsangan dari bau tanah. Perlu Anda ketahui, bahwa tanah yang kering dan terkena air akan mengeluarkan bau khas yang merangsang ikan untuk kawin.

Sebagai ikan jenis konsumsi, lele mengandung banyak protein, asam amino, zat besi dan yodium yang baik bagi tubuh. Di samping itu, harga beli ikan ini relatif murah, sehingga mudah Anda temukan di pasar tradisional atau modern.

Peluang inilah yang sering menjadi alasan peternak lele untuk membudidayakannya. Apalagi ikan lele dapat Anda budidayakan di kolam semen, tanah, terpal, ember, atau drum. Lantas, ikan lele jenis apa saja yang cocok untuk dibudidayakan?

Jenis-jenis Ikan Lele Yang Populer Dibudidayakan

Masyarakat di Indonesia banyak mengembangbiakan dua spesies lele, yaitu dari Clarias Batrachus dan Clarias Gariepinus. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Berikut uraian singkat tentang jenis budidaya ikan lele dari dua spesies tersebut yang cocok dibudidayakan di Indonesia.

Lele Lokal / Clarias Batrachus

Lele lokal merupakan spesies ikan yang cukup populer di kalangan peternak, namun kurang menguntungkan. Ikan ini mempunyai Food Conversion Ratio (FCR) tinggi, di mana rasio pemberian pakan lebih besar daripada daging yang dihasilkan. Jadi, peternak lele membutuhkan dua kilogram pakan bahkan lebih, namun hanya menghasilkan satu kilogram saja sekali panen.

Selain itu, dari segi pertumbuhan pun cukup lambat. Lele lokal yang berusia 1 tahun masih terbilang kecil jika disandingkan dengan lele dumbo 2 bulan.

Di Indonesia sendiri akan Anda temui tiga jenis lele lokal, yaitu lele hitam, lele putih (belang putih) dan lele merah. Dari ketiganya yang dapat Anda konsumsi adalah lele hitam. Sedangkan lele putih dan lele merah biasanya untuk ikan hias.

Namun, bagi Anda yang ingin beternak atau membudidayakan ikan lokal sepatutnya berhati-hati. Karena lele lokal mempunyai patil yang tajam dan berbisa, dan dapat menyebabkan demam atau bengkak.

Lele Dumbo

Ikan lele dumbo berasal dari Taiwan, dan pertama kali datang ke Indonesia tahun 1985. Para peternak di Indonesia banyak yang menjadikan lele dumbo sebagai ikan favorit. Alasannya, tentu saja karena pertumbuhan badannya cepat dan lebih bongsor.

Apabila mengamati ikan ini, warnanya lebih hitam kehijauan dan saat terkejut atau stress maka kulitnya akan muncul bercak-bercak hitam/putih. Selain itu, patil ikan ini tidak beracun dan cocok jika Anda budidayakan di dalam kolam karena tidak suka membuat lubang. Meskipun ukuran jauh lebih besar daripada lele lokal namun dagingnya cenderung lembek.

Lele Sangkuriang

Ingat cerita rakyat “Sangkuriang” yang berkisah tentang seorang anak mengawini ibunya sendiri? Ya, sesuai dengan namanya, lele sangkuriang merupakan hasil persilangan balik antara induk dan anaknya sendiri.

BBPBAT (Balai Besar Budidaya Ikan Air Tawar) yang pertama kali melakukan persilangan balik ini. Dengan alasan karena terdapat penurunan kualitas dari lele dumbo yang telah ada. Sehingga mereka melakukan penelitian dengan mengawinkan induk lele dumbo betina F2 dengan jantan F6. Di mana hasilnya (F2-6) akan dikawinkan kembali dengan induk betina F2.

Dari hasil persilangan ini maka mendapat ikan lele yang unggul, bahkan mampu bertelur sebanyak 40.000 telur sekali bertelur. Selain itu, ikan ini juga lebih tahan terhadap penyakit dengan kualitas daging yang lebih baik.

Lele Phyton

Berbeda dari varietas lainnya, lele phyton pertama kali ditemukan di Banten tahun 2004. Merupakan hasil persilangan lele thailand dengan lele lokal. Melihat dari segi ketahanan, ikan ini dapat bertahan di cuaca dingin dan tingkat survival ratenya 90%.

Ikan lele phyton mempunyai bentuk kepala seperti ular, gerakannya pun lincah seperti lele dumbo, namun dagingnya lebih gurih dan tidak lembek. Untuk rasa hampir mirip lele lokal.

Lele Masamo

Jenis ikan lele unggul lainnya adalah Lele Masamo. Lele ini merupakan hasil pengumpulan sifat dari nutfah lele dari banyak negara. Ciri fisik lele ini bertubuh lonjong, patilnya panjang dan berwarna kehitaman.

Selain itu, tengkuk kepalanya juga terlihat lebih runcing. Apabila stress maka kana tampak warna keputihan/ abu-abu.

Lele Mutiara

Berikutnya ada Lele Mutiara, yang merupakan ikan hasil persilangan varietas lele Mesir, Phyton, Sangkuriang dan Dumbo. Ikan lele mutiara mengalami proses seleksi hingga tiga generasi.

Nama ikan ini adalah kependekan dari Mutu Tiada Tara yang cukup populer ketimbang lainnya. Ciri fisiknya antara lain:
  • warna lebih abu-abu gelap
  • Lebih cepat tumbuh
  • Umur pemeliharaan lebih singkat
  • Ukuran relatif sama sehingga tidak perlu menyortir kembali
  • Lebih tahan terhadap penyakit
  • Hemat pakan

Lele Mandalika

Ikan Mandalika merupakan jenis lele yang berasal dari NTB dan merupakan hasil persilangan betina sangkuriang dengan jantan masamo. Untuk kemampuan bertahan hidup, lele mandalika mempunyai survival rate 90%. Bahkan, banyak masyarakat di daerah NTB menganggap bahwa lele mandalika lebih menguntungkan daripada lele sangkuriang.

Lele Limbat

Jenis lele limbat merupakan ikan yang cukup populer di Asia Tenggara. Tampilan fisiknya mudah Anda kenali karena terdapat bintik-bintik di tubuhnya. Bentuknya memanjang mirip sidat.

Lele ini menjadi salah satu makanan khas dari Medan, Sumatera Utara. Tidak heran jika harganya cukup tinggi di daerah tersebut.

Lele Albino

Bukan jenis ikan konsumsi, lele albino lebih sering dibudidayakan sebagai ikan hias. Warnanya yang putih sedikit pink menjadi ciri khas dari lele ini. Berdasarkan coraknya, lele albino terbagi menjadi 3 jenis, yaitu albino belang, albino tompel dan albino dumbo.

Lele Kepala Besar

Broadhead Catfish atau lele kepala besar merupakan ikan yang berasal dari Asia Tenggara. Masyarakat Thailand, Vietnam, Kamboja juga banyak yang membudidayakan ikan ini dan mengonsumsinya. Namun keberadaan populasinya mulai langka karena aktivitas kawin silang manusia.

Akhir Kata
Demikianlah ulasan singkat tentang jenis budidaya ikan lele yang ada di Indonesia. Dari ulasan di atas, jenis manakah yang akan Anda pelihara dan budidayakan? Semoga membantu. (sumber)

Budidaya Ikan Lele

CARA BUDIDAYA IKAN LELE YANG BAIK


lanjuta
Gambar budidaya ikan lele

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif. Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan betjuan untuk menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi.

1. Penyiapan Kolam Tempat Budidaya Ikan Lele

Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada.

Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam artikel ini kita akan membahas kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan. Sebagai pengetahuan tambahan, silahkan baca cara membuat kolam ikan. Tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan kolam tanah adalah sebagai berikut:

a. Pengeringan dan Pengolahan Tanah

Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati.

Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah. Bersamaan dengan proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan ikan.

b. Pengapuran dan Pemupukan

Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya adalah pemupukan.

Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.

c. Pengaturan Air Kolam

Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu. Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik.

Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan. Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.

2. Pemilihan Benih Ikan Lele

Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia. Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan pembenihan ikan lele sendiri.

a. Syarat Benih Unggul

Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik.

Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.

b. Cara Menebar Benih

Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya, masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih.

Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.

c. Menentukan Kapasitas Kolam

Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3×4) x 400 = 4800 ekor.

Catatan: kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok.

3. Pakan Untuk Budidaya Ikan Lele

Anjuran pakan ikan lele berdasarkan umurnya dengan asumsi benih 1000 tersaji dalam Tabel berikut :
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan. Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif.

a. Pemberian Pakan Utama

Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral. Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa. Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan.

Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh. Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari. Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari.

Pertimbangkan pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Si pemberi pakan harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.


b. Pemberian Pakan Tambahan

Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang menguras kantong. Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya.

Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu. Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.

4. Pengelolaan Air

Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga. Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah kemudian isi lagi dengan air baru.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam. Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan.

Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor. Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain.

5. Panen Budidaya Ikan Lele

Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor. Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut.

Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya karena ini akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.

Masalah Umum Pada Budidaya Ikan Nila

Berikut ini masalah yang sering dialami pembudidaya nila

Masalah Budidaya Ikan Nila

Perlu kita tahu, sebenarnya budidaya ikan nila dengan sistem pakan pelet jarang mengundang hama dan penyakit. Apalagi jika kolamnya bersih. Hanya saja saat penyakit datang, energi dan sumber daya kita bisa terkuras habis untuk mengatasi penyakit penyakit ini.

Sampai saat ini, belum saya temukan info ada obat kimia jitu yang 1 obat sejuta solusi untuk penyakit nila. Jadi saya sangat menyarankan kita melakukan pencegahan. Di bagian akhir nanti, saya akan menceritakan kepada kita cara mencegah penyakit muncul di kolam ikan nila kita.

Masalah Umum Pada Budidaya Ikan Nila.

1. Ikan Nila Berjamur
Jamur berwarna putih biasanya menyerang sirip, mulut, kulit dan insang. Mengerikan. Nama jamur yang menyerang adalah saprolegnia

Cara Mengatasi Ikan Nila Berjamur Segera pisahkan dan evakuasi ikan tadi.

Penanganannya adalah menggunakan garam, menurut penelitian di sumatera utara, kadar salinitas garam yang bagus untuk mengatasi jamur saprolegnia adalah 15 ppt (part per thousand, ya sekitar 15 gram garam per 1 kg air).

Jika kita tidak bisa mengukur, maka rendamlah ikan yang terinfeksi ke air garam.

Untuk ikan yang di kolam tetap diberi air garam selama 24 jam, kurang lebih 400gram per m2. setelah itu ganti air kolam. selain garam bisa juga menggunakan malachite oxalate 1 mg per liter atau formalin 200 ppm, selama 2 jam. setelah itu gantilah air.

Jika dirasa perlu, ambil semua ikan lalu bersihkan kolam.

2. Bibit ikan nila mati
ini penyebabnya beragam. yuk kita lihat satu persatu

  • Salah pakan, kelebihan atau kurang lembut.
coba lihat ikan nila kita, jika perutnya gembung aneh itu berarti kita salah pakan atau kurang lembut.
Solusi : beri pakan ikan nila dengan cara dibibis terlebih dulu
  • Kurang Oksigen
di musim hujan dan di malam hari biasanya jumlah oksigen berkurang, kita bisa mengatasi dengan aerator untuk kolam kecil atau membuat sistem aerator dari pompa air untuk ukuran kolam besar.
  • Bibit melakukan perjalanan jauh
  • Di makan Ucrit
  • Kolam kurang steril untuk bibit

3. Ikan nila stres
Perubahan suhu mendadak biasanya menyebabkan benih ikan nila stres.

ikan nila stres
Penyakit satu ini juga bisa disebabkan karena air mengandung senyawa beracun. Jika demikian yag terjadi, cepatlah ganti air. Saya merekomendasikan kita mengganti air kolam dengan air hujan yang alami dan bersih, bukan air PDAM.

4. Ikan Nila Tidak Mau Makan
Jika sebelumnya baik baik saja, Ini bisa jadi gejala awal ikan nila stres. Segera cek bau kolam kita, jika dirasa tidak beres silahkan ganti airnya

Bila ini terjadi di awal pembenihan , selama 2-3- hari saja, ini wajar. Ini artinya ikan belum mampu menyesuaikan dengan kondisi kolam baru.

5. Ikan nila dewasa mati mendadak

Ini bukan masalah sepele, di tahun 2017, 1 ton ikan nila di waduk sawugaling mati mendadak. Setelah dicek penyebabnya karena musim hujan dan gulma. Ada juga yang menyatakan karena kadar amoniak terlalu tinggi.

Solusi ikan nila mati mendadak:
  • Saat musim hujan jumlah oksigen di air berkurang, jangan menebar benih terlalu padat.
  • Bersihkan gulma, eceng gondok, dan sejenisnya
  • Jangan terlalu banyak pakan, sisa pakan bisa meningkatkan amoniak
  • Hama Ikan Nila
  • Selain masalah di atas, masih ada 6 Hama dan 7 Penyakit yang bisa menyerang ikan nila.

6. Notonecta (bebeasan)
Serangga ini menyengat benih ikan nila. Disebut bebeasan karena bentuknya seperti beras. Sengatannya bisa sangat mematikan terhadap benih nila

Solusi :
  • Pastikan air kolam bersih. Jika air kolam ada kemungkinan kemasukan air dari luar, buat saringan agar telur dan induk notonecta tidak bisa masuk kolam.
  • Tuang minyak tanah ke kolam, 5 liter tiap 1000m2 kolam. Tenang saja, minyak tanah akan berada di bagian atas kolam, tidak mungkin turun karena masa jenis minyak lebih rendah daripada air.
  • Sumbat aliran air masuk dan keluar. Logikanya, serangga akan ada di permukaan atas air, saat dia menghirup minyak tanah pernapasannya terganggu. Sementara itu ikan akan aman aman saja karena berada di bawah air.
  • Setelah aman, ganti air kolam untuk membuang minyak tanah dari kolam dan bersihkan notonecta yang tersisa.

7. Ucrit (Larva Cybister)
Ucrit adalah bentuk larva dari kumbang air. Hwan satu ini bentuknya memanjang seperti ulat.
Pemangsa satu ini menyerang benih ikan dengan ekornya.

Setelah benih ikan tersengat, si ucrit akan mengenggam erat sang benih lalu memakannya sedikit demi sedikit.

Solusi larva menyerang nila:
  1. Pembersihan menggunakan seser.
    Cara ini cukup efektif, karena jika langsung menggunakan tangan, kita bisa tersengat dan siucrit bisa lari. Seserlah ucrit lalu kumpulkan dan musnahkan
  2. Menggunakan minyak tanah.
    Sama seperti bebeasan, kita bisa menggunakan minyak tanah untuk hama satu ini. Beri minyak tanah, tunggu sebentar, si ucrit akan mati karena alat pernapasannya terkena minyak tanah. Setelah selesai, ganti air kolam.

8. Katak
Hewan satu ini biasa memakan telur nila. Jika kita tidak melakukan pembenihan, katak bukanlah masalah besar. Telur katak mengambang, dan bentuk kecebongnya berbeda dengan ikan.

Solusi:
  • Bersihkan telur telur yang mengambang dan tangkap kodok secara manual

9. Ular
Hewan satu ini menyerang telur ikan nila
solusi :
  • lakukan pemagaran di kolam dan lakukan penangkapan jika ditemukan ular

10. Linsang dan kucing
Linsang itu mirip kucing. Kedua duanya bisa memakan ikan kita. Lakukan pemagaran dan kalau perlu jaring jika ada banyak linsang atau kucing di daerah kita

11. Burung
Burung bisa datang dan memakan ikan kita. Ini menjengkelkan, jika pernah terjadi seperti itu kita bisa melakukan dua hal :
  1. Membuat orang orangan
  2. Memasang jaring penghalang

Penyakit yang menyerang ikan nila
Selanjutnya kita akan membahas penyakit yang umum menyerang ikan budidaya satu ini.

12. Trichodina SP, penyakit gatal yang menyerang tubuh, sirip, dan insang
Ciri -ciri : Terdapat luka pada oragn tubuh yang diserang. Ikan sering menggosok gosokkan tubuhnya ke enda kasar.

penyebab: Sanitasi buruk, lingkungan kotor, dan atau terlalu padat

Solusi:
  • Untuk ikan yang sudah terendam silahkan masukkan ke larutan garam (NaCl) sebanyak 5-10gr/liter atau formalin 25mg/liter.

13. Saprolegniasis
Jamur yang menyerang kulit ikan, sudah kita bahas di awal artikel.

14. Epistlys SPP
Sama seperti Trichodina, ikan ini menyerang bagian luar. Ciri ikan yang terkena ini adalah bagian tubuh yang diserang berwarna cokelat kemerahan,ikan stress, dan lambat.

Parasit ini bisa menyebar dengan ceat melalui kontak langsung, jadi segera ambil tindakan bila ditemukan ikan yang terjangkit. Sebaiknya kita juga mengurangi padat tebar.

Solusi : 
  • Ikan yang terjangkit silahkan diberi formalin 200 mg per liter selama 40 menit atau Potasium Permanganat (KMnO4) sebanyak 20 mg/liter selama 15-20 menit.

15. Bercak Merah karena Aeromonas dan Pseudominas
Bakteri ini menyebabkan kulit ikan kusam pucat dan seperti melepuh. Ikan sangat lemas dan sering muncul ke permukaan. Bagian luar terlihat seperti luka yang membusuk.

Jika dibedah maka bagian dalam ikan terjadi pendarahan, seperti : di hati dan ginjal ikan.

Solusi bercak merah pada ikan nila
  • Perendaman : rendam ikan yang terinfeksi dengan kaliu permanganat 10-20mg per liter air. Lakukan selama 1/2 s.d. 1 jam
  • Penyuntikan : Suntik dengan tetramysin dengan dosin 0,5ml per 1kg bobot ikan. Perhitungannya, jika bobot ikan masih 300 gram berarti 0,3 kgx 0,5 ml = 0,15 ml
  • Mencampur pakan dengan oxytetracylin 50mg/1 Kg pakan. Lakukan 7-10 hari

16. Bintik putih ikan nila
Bintik ini disebabkan oleh ichthyophthirius. Ciri serangan : Ikan megap -megap, gelisah, dan banyak berlendir serta menggosok gosokkan bagian yang terserang ke permukaan kasar.

Solusi bintik putih ikan nila :
  • Pertahankan suhu sekitar 29 derajat celcius
  • Rendam ikan yang terinfeksi dengan garam dapur

17. Lernea
Lernea ini adalah crustacea, atau bahasa indonesianya sebangsa cacing.

ciri : Ikan gelisah, sering melompat ke atas air, dan menggosok gosokkan badannya. Biasanya terlihat mencolok apabila lernea menyerang hidung, sirip, dan pipi. Bagian yang terserang biasanya dihinggapi lumut.

Solusi, pilih satu :
  • Merendam dengan garam dapur dengan dosis 3-5% selama 2 jam
  • Merendam dengan kalium permanganat 2 mg per 1 liter air.
  • Merendam dengan formalin 1-2 ml per 25 liter air
  • di kolam yang sudah terinfeksi, kita bisa memberi garam dengan dosis 1/2% selama 30 hari.

Demikian postingan mengenai Masalah Umum Pada Budidaya Ikan Nila, Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Perkembangbiakan Ikan nila

perkembangan ikan nila
Ikan nila

Perkembangbiakan

Ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat ia berumur lebih dari 1 tahun kira – kira beratnya mencapai 800g dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1200 – 1500 larva setiap kali ia memijah. Dan dapat berlangsung selama 6 – 7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan Nila jantan menjadi agresif saat musim ini

Kebiasaan makan ikan Nila

Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas.

Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah : pertumbuhan dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak langsung mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga akan lebih cepar tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibandingkan di kolam yang dalam. Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya menggunakan pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila juga akan lebih pesat pertumbuhannya.

Ikan nila jantan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang betina. Ikan jantan memiliki pertumbuhan 40% lebih cepat dibandingkan dengan yang betina. Terlebih jika dipelihara dalam kolam yang dibedakan. Atau monosex

Pembenihan Ikan Nila

Lahan atau kolam untuk pembenihan ikan nila dibagi dalam dua kelompok yaitu kolam pemijahan dan kolam pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan pematang yang kuat , tidak porous ( rembes ), ketinggian pematang aman ( minimal 30 cm dari permukaan air ), sumber pemasukan air yang terjamin kelancarannya, dan luas kolam masing – masing 200 m2. Di samping itu perlu di perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa ikan seperti anjing air, burung hantu, kucing dan lain-lain, sehingga dianjurkan agar agar lingkungan perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan rindang, sementara sinar matahari pun dapat masuk ke dalam kolam.

Induk ikan nila mempunyai bobot rata-rata 300 g/ekor. perbandingan betina dan jantan untuk pemijahan adalah 3:1 dengan padat tebar 3 ekor /m2. Pemberian pakan berbentuk pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan tiga kali dalam sehari. Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari instansi resmi yang melakukan seleksi dan pemuliaan calon induk diantaranya Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi, sehingga kualitas kemurnian dan keunggulannya terjamin.

Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina menghasilkan larva ( benih baru menetas ) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak 250-300 ekor larva. Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900 ekor larva sesuai dengan pertambahan bobot induk betina ( 900 g ). Setelah selesai masa pemijahan dalam satu siklus ( 45 hari ), induk-induk betina diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein diatas 35 %.

Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya induk-induk betina mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada dalam pengasuhan induknya. Larva -larva tersebut dikumpulkan denga cara diserok memakai serokan yang terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3. Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari pagi sampai sore, dan duusahakan larva yang terkumpul satu hari ditampung minimal dalam satu happa.

Penebaran Benih Ikan Nila

Penebaran Benih Ikan Nila
Jika kolam sudah terisi air hingga kedalaman 60 sampai 75 cm, maka kolam siap ditebari benih ikan nila yang sudah disiapkan. Umumnya, per meter persegi kolam itu berisi 15 sampai 20 ekor nila dengan asumsi per ekornya seberat 10 sampai 20 gram dan bisa dipanen dengan ukuran seberat 300 gram per ekor.

Namun, perlu diingat, bahwa sebelum penebaran benih, Anda perlu melakukan adaptasi terhadap benih ikan nila terlebih dahulu, walaupun ikan nila merupakan jenis ikan yang mudah beradaptasi. Hal ini diperlukan, agar benih ikan nila dapat terbiasa dengan kolam yang baru, jadi resiko kematian pada benih ikan nila ini dapat terhindar dan diminimalisir.

Anda bisa mengadaptasikan benih ikan nila ini dengan cara memasukan benih ke dalam wadah dengan isi air dari kolam. Biarkan selama beberapa jam. Lalu, miringkan wadah tersebut, sampai ikan tersebut keluar dengan sendirinya dan terjun ke kolam yang sudah Anda siapkan untuk benih ikan nila.

Persiapan Kolam Budidaya Ikan Nila


Persiapan Kolam Budidaya Ikan Nila

Nah, dalam budidaya ikan nila ini Anda perlu persiapan dalam budidaya ikan nila ini. Salah satunya adalah pengolahan tanah yang mana bakal menjadi kolam ikan nila yang Anda budidaya nanti. Beberapa langkah pengelolaan tanah ini di antaranya adalah mulai dari tahap penjemuran, pembajakan, pengapuran, pemupukan, hingga pengairan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pengelolaan tanah untuk kolam tanah budidaya ikan nila nanti:

Pengeringan

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memulainya dengan mengeringkan dasar kolam. Anda bisa mengeringkan kolam mini dengan cara dijemur di terik matahari langsung yang bisa dilakukan selama 3 sampai 7 hari.

Namun, pengeringan ini biasanya sesuai dengan kondisi cuaca pada saat Anda mengeringkan kolam. Jika cuaca sering hujan, maka Anda membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengeringkan kolam tanah. Namun, jika pada musim kemarau, Anda hanya membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada musim hujan. Jadi, alangkah baiknya Anda melakukan tahap pengeringan kola mini pada musim kemarau, agar hasilnya dapat optimal dan maksimal.

Namun, sebagai acuannya, tanah sudah cukup kering jika permukaan tanah mulai terlihat retak. Tapi ingat, jangan sampai tanah mengeras menyerupai batu, maka kolam tanah tersebut tidak bisa dijadikan kolam. Selain ciri-ciri itu, Anda bisa mencobanya kegemburan tanahnya dengan menginjak tanah. Ketika Anda menginjak tanah tersebut, maka tanah akan meninggalkan jejak kaki dengan kedalaman sekitar 1 sampai 2 cm.

Pembajakan Tanah

Setelah tanah dikeringkan, cangkul atau bajaklah tanah dengan kedalaman sekitar lebih dari 10 cm. usahakan, jika Anda menemukan sampah, kerikil, atau kotoran, buang benda-benda tersebut. Selain itu, Anda juga perlu membersihkan lumpur hitam yang berbau busuk.

Keasaman Tanah

Umumnya, tanah memiliki tingkat keasaman rendah atau di bawah 6 pH. Lalu? Padahal kan dalam budidaya ikan nila memerlukan air tawar yang membutuhkan keasaman sekitar 7 sampai 8 pH. Nah, maka dari itu, Anda perlu menetralkan tanah tersebut dengan melakukan pengapuran pada tanah. Anda bia menggunakan dolomite atau kapur pertanian untuk melakukan proses pengapuran pada tanah tersebut.

Nah, dosis pengapuran tanah ini haruslah seimbang dengan keasaman tanah, agar tidak kelebihan dosis pada tanah. Acuan takarannya yaitu, jika tingkat keasaman tanah 6 pH, maka yang dibutuhkan adalah 500kg/ha, untuk tanah yang 5 – 6 pH maka diperlukan 500 sampai 1500 kg/ha, sedangkan untuk tanah yang 4 – 5 pH maka diperlukan 1 sampai 3 ton/ha.

Aduklah kapur secara merata dan usahakan kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. kemudian, diamkan tanah tersebut 2 sampai 3 hari sampai benar-benar tingkat keasaman tanah sesuai dengan yang diharapkan.

Pemupukan

Setelah menjalani proses keasaman tanah, saatnya Anda melakukan pemupukan pada tanah yang bakal dijadikan kolam. Untuk melakukan pemupukan kolam, gunakan pupuk organik sebagai pupu dasar atau landasannya. Anda bisa menggunakan jenis pupuk kandang atau pupuk kompos. Hal ini dikarenakan bahwa pupuk organik sangat baik untuk kesuburan tanah. Anda bisa menggunakan pupuk sebanyak 1 sampai 2 ton per hektarnya.

Sebarkan merata pupuk tersebut ke kolam tanah dan biarkan pupuk tersebut terserap di dalam tanah dengan mendiamkan selama 1 sampai 2 minggu. Setelah itu, Anda bisa menambahkan pupuk urea sebanyak 50 sampai 70 kg/ha dan TSP 25 sampai 30 kg/ha. Cukup diamkan pupuk urea tersebut selama 1 sampai 2 hari.

Perlu diketahui bahwa pemupukan ini merupakan prosedur yang digunakan untuk memberikan nutrisi bagi tumbuhan renik dan hewan yang ada di dalam kolam tersebut. Dengan demikian, tumbuhan dan hewan tersebut dapat dijadikan sebagai pakan alami untuk ikan nila Anda.

Menggenangi Air

Langkah selanjutnya adalah menggenangi kolam dengan air. Namun, pengairan ini dilakukan bukan sembarangan, yaitu dilakukan secara bertahap. Pertama-tama, tuangkan air ke dalam kolam tanah, hingga air mencapai ketinggian 10 sampai 20 cm. diamkan air tersebut selama 3 sampai 5 hari agar tanah yang mengeruh dan menyatu dengan air dapat mengendap ke dasar kolam.

Tak lupa Anda perlu sinar matahari untuk kolam Anda agar organisme air seperti gangga contohnya dapat tumbuh dengan baik. Kemudian, Anda bisa melanjutkan pengisian air ke kolam hingga air mencapai ketinggian sampai 75 cm.

Memilih Benih Ikan Nila

Memilih Benih Ikan Nila
Cara budidaya ikan nila yang pertama adalah memilih benih yang berkualitas. Pemilihan benih ikan nila ini bisa dikatakan sebagai faktor acuan atau faktor terpenting dari beberapa faktor lainnya. Karena faktor ini merupakan titik awal yang dapat menentukan keberhasilan dari budidaya ikan nila ini. Namun, bukan berarti beberapa faktor lain terbilang tidak penting, semuanya juga penting karena semuanya saling berkesinambungan dan berhubungan.

Dalam pemilihan benih ikan nila, sebaiknya Anda memilih benih ikan nila yang berkelamin jantan. Hal ini akan dapat membuahkan hasil yang maksimal dibandingkan Anda memilih benih ikan nila yang betina. Kenapa bisa begitu? Hal demikian disebabkan bahwa ikan nilai yang berkelamin jantan ini 40% lebih cepat dibandingkan ikan nila berkelamin betina dari segi pertumbuhannya.

Jadi, tidak salah, jika Anda sering melihat ikan-ikan nila yang besar atau dewasa di beberapa toko ikan ini kebanyakan ikan nila yang berkelamin jantan. Karena ikan nila jantan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan ikan nila betina. Perlu diketahui, bahwa dalam budidaya ikan nila, akan lebih muda membudidaya ikan nila yang dilakukan dengan cara monosex alias berkelamin tunggal. Karena cara budidaya ikan nila dengan cara monosex ini akan meningkatkan produktivitas jika dibandingkan dengan budidaya cara campuran. Hal ini disebabkan karena adanya sifat dari ikan nila itu sendiri yang sifatnya mudah memijah atau mudahnya mereka melakukan perkawinan sendiri. Berbeda halnya budidaya dengan cara campuran.

Budidaya ikan nila dengan cara campuran ini bisa membuat energi ikan cepat habis karena lebih sering membutuhkan tenaga ekstra dalam pemijahan mereka. Dengan adanya energi yang cepat terkuras, maka hal ini dapat menghambat pertumbuhan dari ikan nila tersebut karena energi sudah terkuras habis pada masa pemijahan mereka.

Budidaya Ikan Nila dalam Kolam Terpal

8 Rahasia Sukses Budidaya Ikan Nila dalam Kolam Terpal

Budidaya Ikan Nila dalam Kolam Terpal
budidaya nila


1. Habitat dan kebiasaan hidup

Ikan nila dan menjair masuk ke dalam satu famili, biasanya kan ini menghuni perairan air tawar, seperti danau, sungai, rawa-rawa dan bahkan perairan payau.

Ikan ini bisa bertahan pada salinitas 0-35 ppt, (part per thausand) Namun demikian ikan nila masih bisa bertahan hidup pada salinitas 31-35 ppt, akan tetapi pola pertumbuhannya cenderung melambat.

Selain itu, pH yang cocok ialah 6-8,5 Kendati demikian pertumbuhannya akan bagus pada pH 7-8, nilai ph yang masih bisa ditolerir oleh ikan nila ialah 5-11.

Untuk pertumbuhan suhu yang optimal untuk ikan nila dan mujair antara 25 sampai 30 derajat Celcius.

Untuk pertumbuhan, suhu yang optimal untuk ikan nila dan mujair 25°C hingga 30°C. Pada kisaran suhu 20°c ikan nila masih bisa memijah, begitu juga pada suhu 37°C.

Ikan nila dan mujair akan terganggu bila suhu turun hingga 14 °C serta naik melebihi 38°C, namun ikan nila akan mati jika berada pada suhu 6°C dan 42° C.

Mengacu pada hal itu, ikan nila dan ikan mujair sangat cocok bila dibudidayakan di dataran rendah sampai pada batas ketinggian 1000 m dpl (di atas permukaan laut).

Di negara Afrika ikan nila hingga saat ini masih saja dibudidayakan pada ketinggian diatas 1000 m dpl, namun jumlah produksi maksimal (5 ton/ha/tahun) dicapai hanya pada ketinggian beberapa meter dpl.

Ikan nila masih mampu bertahan hidup pada kondisi oksigen yang minim, kurang dari 3 ppm (part per milion) Oleh sebab itu, Nila bisa dipelihara di kolam tadah hujan serta air tergenang lainnya yang tingkat oksigennya kurang, termasuk juga di dalam kolam terpal, guna menunjang pertumbuhan yang maksimal ikan nila membutuhkan oksigen minimal 3 ppm.

Tak hanya itu, ikan nila bisa hidup pada air yang memiliki kedalaman tinggi, seperti danau, kolam sempit, rawa rawa, sawah, Tambak air payau serta juga keramba jaring apung (KJA) di laut.

Di alam ikan nila nila biasanya memakan ikan nila nila biasanya memakan plankton, tumbuhan tumbuhan lunak, misalnya hidrila, klekap serta ganggang sutra.

Berhubungan dengan hal itu, maka ikan nila dikelompokkan ke dalam jenis ikan pemakan segalanya (Omnivora).

Untuk pemeliharaannya, ikan nila diberikan pakan pelet dengan kandungan protein antara 20-25 persen, agar mampu tumbuh dengan optimal.

Ikan peliharaan yang diberikan makanan berupa dedak halus, tepung bungkil, ampas kelapa dan sebagainya juga bisa tumbuh dengan optimal.

Guna memacu pertumbuhan ikan nila, Kami menyarankan kepada teman-teman untuk memberikan makan yang kandungan proteinnya 25-35 %.

Menurut sebuah penelitian, dalam khusus ikan nila ditemukan jasad yang bervariasi, seperti, Oligochaeta, Soelastrum, Scenedesmus, Dictiita, larva chironomus, dan sebagainya.

Ikan nila yang masih kecil suka memakan zooplankton, seperti Copepoda, dan juga Clodecora.

Nila dewasa mempunyai kemampuan mengumpulkan makanan pada perairan dengan memanfaatkan bantuan mucus (lendir) yang ada dalam mulutnya.

Makanan yang telah dikumpulkan itu akan membentuk gumpalan partikel hingga tak akan mudah keluar dari mulut.

Ikan-ikan berukuran kecil pada perairan alami mencari makan di daerah perairan yang dangkal, sementara itu untuk ikan yang besar biasanya cenderung mencari makanan di daerah perairan yang dalam.

2. Kebiasaan berkembang biak

Cara alami, di alam ikan nila memijah Setelah turun hujan, sejak memasuki umur 4 bulan ikan nila telah siap untuk memijah, hingga muncul istilah bawa ikan nila Sangat gemar melakukan pemijahan.

Biasanya induk jantan akan membuat sarang menyerupai cekungan pada dasar perairan dengan diameternya sekira 30-35 cm, selanjutnya induk jantan akan menjemput pasangan betinanya untuk masuk ke dalam sarang yang telah dibuatnya tadi.

Telur ikan nila akan membentuk bulat serta berwarna kekuningan dengan ukuran diameter sekira 2,8 mm. Nila akan menghasilkan telur sebanyak 250 hingga 1500 butir telur dalam sekali memijah.

Induk betina akan mengerami telur di dalam mulutnya selama kurun waktu 6-7 hari.

Selama masa pengeraman telur induk Nila betina akan terlihat sangat kurus lantaran minimnya kesempatan untuk makan, ketika telur menetas Larva nila masih memiliki kuning telur (yolk sack) serta masih bertahan dalam mulut induk betina.

Setelah 4-5 hari kuning telur akan habis terserap dan Larva sudah bisa berenang keluar dari mulut induknya, tapi karena masih lemah hingga masih selalu diawasi oleh induk.

3. Lokasi untuk kolam terpal

Kolam terpal adalah satu diantara banyak alternatif teknologi budidaya ikan termasuk juga budidaya ikan nila.

Banyak keunggulan dari budidaya ikan dengan memanfaatkan terpal, salah satunya bisa dilakukan pada lahan yang sempit.

Lahan yang minim air terutama daerah yang kondisi lahan yang minim air terutama daerah yang kondisi lahan yang Minim air terutama daerah yang kondisi canggihnya tanahnya lahan yang Minim air terutama daerah yang kondisi tekstur tanah lempung berpasir.

Budidaya dalam kolam terpal merupakan salah satu langkah untuk mengatasi kritisnya lahan yang tersedia terutama di daerah yang padat penduduk seperti kota.

Kolam terpal tidak sama dengan kolam konvensional (kolam air mengalir dan kolam air deras) yang pembangunan yang harus dilakukan pada lokasi yang ideal.

Untuk budidaya dalam kolam terpal, sumber airnya tidak harus berasal dari sumber air utama yang dikenal dalam sistem di daya ikan secara konvensional, seperti Waduk, Sungai, Rawa serta danau.

Kolam terpal pertama kali dikembangkan oleh Pak Mujarob yaitu pada tahun 1999, sistem budidaya dalam kolam terpal berkembang hingga menyentuh daerah-daerah pelosok.

Pertimbangan teknis

Kolam terpal cocok dibangun di berbagai lokasi, termasuk juga halaman rumah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diperhatikan dalam membuat kolam terpal:

A. Sumber air
Sumber air berupa semur, air hujan yang ditampung, air PAM dan juga air lain yang cocok digunakan. Akan lebih baik bila kolam terpal ada masukan air dari sungai, Waduk serta irigasi.

B. Ketinggian lokasi
Perlu diingat sama-sama bahwa ketinggian lokasi ini erat kaitannya dengan suhu air, untuk budidaya ikan nila ketinggian air yang cocok ialah 0-500 m DPL (di atas permukann laut).

C. Ukuran kolam
Untuk ukuran kolam pembesaran yang memakai benih berukuran 20 sampai 30 gram per ekor maka kedalaman yang dibutuhkan sekitar 120 cm.

D. Kerangka yang digunakan dan dasar tanah
Untuk peletakan kolam dasar tanah yang digunakan haruslah datar, hal yang sama juga berlaku untuk kerangka agar tidak menggunakan dari bahan yang tajam sebab bisa merusak kolam terpal anda.

E. penanganan limbah air kolam
Khusus kolam yang dibangun di daerah perkampungan hendaknya Anda memikirkan terkait penanganan limbah kolam maka perlu dibangun tempat penampungan untuk buangan air limbah sehingga air limbah hasil pemeliharaan ikan diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan umum.

Namun demikian Anda bisa membuat saluran pembuangan ini secara permanen yaitu yang menghubungkan antara kolam budidaya dan sungai.

4. Membuat kolam terpal
Barangkali kita sudah sama-sama tahu kolam terpal adalah kolam yang terbuat keseluruhannya dari bahan terpal mulai dari bagian dasar hingga sisi-sisi dindingnya menggunakan bahan utamanya adalah kipas berbentuk namun dengan kerangka dari bambu kayu besi atau pipa ledeng.

Pra pemasukan air ke dalam kolam
1. Kolam harus dikeringkan terebih dahulu
2. kondisi kolam juga harus bersih dan seteril guna menhindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti ada patogen dan bakteri yang tinggal di dalam kolam

5. Persiapan air
Air adalah media terpenting yang kita gunakan dalam usaha budidaya ikan, oleh karenanya persiapan air harus benar-benar matang.
Syarat air untuk ikan nila
1. Air yang hendak dimasukkan ke dalam kolam haruslah bersih dan terbebas dari patogen
2. seterilisasi air dilakukan 3 hari sebelum tebar benih
3. Pengisian air sebaiknya 60-75 cm saja.
4. pH air yang baik untuk ikan nila 6-7,5, di atas atau dibawah standar itu ikan nila juga masih bisa hidup, namun pertumbuhannya terganggu.
5. Suhu optimal untuk pertumbuhan ikan nila adalah 25-30
6. Penebaran benih ikan nila

Setelah persiapan air semuanya selesai dilakukan, kini saatnya kita menebar benih ikan nila:

1. Jumlah padat tebar yang baik untuk ikan nila adalah 15-30 ekor/m2, dengan ukuran benih 10-10 gram dalam satu ekor
2. Sebelum bibit dilepaskan ke perairan ada baiknya di-aklimatisasi (penyesuaian dengan lingkungan) terlebih dahulu, ini bertujuan untuk menekan angka kematian karena ikan stres.

6. Manajemen pakan
Dalam urusan budidaya ikan, manajemen pakan mengambil andil yang besar untuk panen sesuai target, selain itu, manajemen pakan yang buruk juga akan mengundang petaka baru untuk budidaya ikan, misalnya, pemberian pakan yang berlebihan akan menumpuk di dasar kolam, lantaran tidak habis dimakan oleh ikan. Hal ini akan mudah terjangkit penyakit bagi si ikan.
Budidaya ikan, pengerluaran terbesar ada di pakannya, ya lebih bari 50 persen uang yang dikelaurkan dalam sekali produksi ikan adalah untuk membeli pakan, oleh karena itu pilihlah pakan dengan baik. Berikan pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%.

Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% perhari dari ukuran tubuhnya.

Kapan pakan diberikan?
Terkait hal ini memang masih banyak yang belum paham, dan ditambah lagi dengan banyaknya referensi yang bertebaran di jagat maya, hal itu akan membuat para petani pusing, khususnya para pemula.

Maka oleh demikian, berikan pakan 2 klai saja perhari, yakni pagi dan sore hari. Untuk membuat teman-teman lebih mudah dalam menentukan jumlah pakan, lakukan sampling ikan setiap 2 miggu sekali.

selanjutnya adalah menghitung jumlah pakan yang akan diberikan pasca sampling;

Misalnya; anda menebar ikan sebanyak 1500 ekor ikan nila dalam satu kolam dengan ukuran rata-rata 15 gram/ekor.

Perhitungan pakan adalah 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 0,675 kg setiap hari.

Dan juga seterusnya, anda harus cek ikan setiap dua minggu sekali untuk bisa menentukan pakan minggu berikutnya.

7. Pencegahan hama dan penyakit
  • Hama
Bagi pembudidaya ikan hama sudah menjadi hal yang biasa, itu merupakan bagian dari tahap budidaya, biasa burung-burung akan mendekati kolam ikan nila, maka perlu pengendalian yang tepat, untuk budidaya dalam kolam terpal bisa anda sesuaikan sendiri cara mengendalikan hama, pasalnya budidaya dalam kolam terpal biasanya tidak terlalu luas.

Namun jika sedah terlalu luas anda juga bisa memasang BSD (Bird Scurity device), dan untuk jenis hewan melata bisa dipasangin jaring seperti penggunaan tambak udang vannamei

  • penyakit
Penyakit hingga saat ini masih menjadi momok yang menakutkan bagi pembudidaya ikan, salah satu jenis penyakit infeksi yang menular itu harus betul-betul ditangani.

  • Lingkungan
Limgkungan memang menjadi titik utama terjangkit penyakit pada ikan karena itu, sangat disarankan untuk menjaga ke-sterilisasi-an lingkkungan. Lingkungan harus terjaga agar tidak ada benih-benih pneyakit

  • Vektor
Vektor adalah jenis burung yang membawa benih penyakit dari tempat lain ke dalam kolam, makanya perlu pencegahan seperti penggunaan bsd pada udang vannamei.

  • Pada benih ikan sendiri

Sebaiknya mencari bibit ikan nila yang SPF (Spesifik Patogen Free) memang agak susah mencari bibit ikan yang bebas patogen, soalnya itu akan sangat susah dikenali, harus memakai microskop untuk melihat patogen.

8. Pemanenan ikan nila
  • Parsial
panen parsial adalah panen sebagian, biasanya petani melakukan panen parsial sebanyak dua kali, atau biasa dikenal dengan pancung, hehehehehehe.

  • Panen total
Panen total adalah panen seluruhnya, biasanya panen total akan dilakukan setelah ikan memasuki umur yang telah ditergetkan, untuk ikan nila sendiri akan dipanen untuk pasar domestik berkisar 300-500 gram/ekor. Untuk memelihara ikan nila dari ukuran 10-20 gram hingga menjadi 300-500 gram dibutuhkan waktu sekitar 4-6 bulan.