Pemiliharaan ikan nila


Setelah semuanya siap, dari pembuatan kolam hingga ke penebaran benih, saatnya Anda melakukan perawatan dan pemeliharaan ikan nila hingga pada masa panen. Ada tiga hal penting yang perlu Anda ketahui dalam pemeliharaan ikan nila ini yaitu pengelolaan air, pemberian pakan, dan pengendalian hama penyakit.

Pengelolaan Air
Perhatikan air kolam, jika Anda ingin memiliki ikan nila yang berkualitas. Anda perlu memperhatikan kualitas air dari kandungan oksigen dan pH air. Anda juga bisa memperhatikan kadar NH3, CO2, dan H2s pada air kolam. Jika kadar oksigen dalam kolam mulai menurun, sebaiknya air Anda perderas saja sirkulasi air dengan memperbesar debit air. Jika air kolam ini mulai berbau busuk, kemungkinan air kolam mulai mengandung NH3 dan H2S dan segera lakukan penggantian air.

Untuk mengganti air, keluarkan air kotor sebesar 1/3 nya dari air kolam, kemudian ganti dengan air baru ke dalam kolam. Debit air kolam sebesar 100 m persegi yang normal itu sebesar 1 liter/detik.

Pemberian Pakan
Dalam budidaya ikan nila, pengelolaan pakan ikan nila sangatlah penting. Perlu diketahui bahwa biaya pakan ini merupakan biaya paling besar daripada biaya lainnya dalam budidaya ikan nila.

Anda bisa menggunakan pellet dengan kadar protein sebesar 20 sampai 30 persen pada ikan nila Anda. Umumnya, ikan nila ini membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuh setiap harinya. Anda bisa memberikan pakan pada ikan nila ini pada pagi dan sore hari. Selain itu, setiap dua minggu sekali ukur berat badan ikan nila dengan menggunakan sampel satu ekor ikan nila dan Anda bisa menyesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan ke ikan nila Anda.

Begini perhitungannya:
Jika dalam satu kolam terdapat 1500 ekor nila dengan ukuran 10 – 20 gr/ekor, maka rata-rata ikan >> (10 + 20)/2 = 15 gram/ekor. Sehingga perhitungan pakannya 15 x 1500 x 3% = 675 gram atau 6,75 kg per harinya.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Seperti sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa ikan nila ini termasuk ke dalam ikan yang tahan banting. Secara normal, sebenarnya penyakit ikan nila tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun, apa salahnya Anda melakukan cek secara intesif dan missal dalam mewaspadai resiko penyakit pada ikan nila Anda.

Penyakit yang perlu diwaspadai pada ikan nila adalah penyakit yang menular karena infeksi seperti pada penularan melalui air contohnya.

Perawatan Ikan Nila dari Hama dan Penyakit

Cara Mencegah Ikan Nila terserang Hama dan Penyakit

Perawatan Ikan Nila

Dalam Budidaya Ikan Nila Mencegah lebih baik daripada mengobati. Ya, ini karena mencegah berarti : mencegah gagal panen, mencegah kita kehabisan uang, energi, dan hati.

Sekali ikan nila terserang notonectea (bebesan) kita akan pusing karena jika dewasa notonectea bisa menjadi kumbang dan terbang ke kolam lain, Begitu juga dengan jenis penyakit lain.

Berikut cara mencegah ikan nila dari serangan hama dan penyakit :

Punyailah teman, jangan hanya mengandalkan informasi dari internet atau buku buku saja. Teman atau seseorang yang juga pembudidaya ikan nila lainnya supaya kita tahu kalau ada isu serangan terhadap ikan nila di daerah kita. Jika isu sudah terdengar kita bisa mengantisipasi dan bertanya solusi yang harus diambil. kita juga siap siaga mencegah serangan itu mengenai kita.

  • Pembuatan dasar kolam yang baik
  • pembuatan dasar kolam (pengeringan, pemupukan, dan pengapuran) sangat mempengaruhi kualitas kolam.

  • Jaga kebersihan kolam
  • Kecuali kita menggunakan pakan organik yang ditanam di atas air , jagalah kebersihan ikan nila, Jarang petani yang menanam tanaman di atas air untuk pakan nila karena bisa mengundang parasit

  • Lakukan pembersihan hama secara mekanis
  • kita bisa menggunakan seser ataualat lain untuk menjaga kolam kita tetap bersih dari hama dan telur hewan lain.

  • Jangan memberi pakan secara berlebihan
  • kelebihan pakan bisa menyebabkan penumpukan amoniak dan membuat ikan nila stres


  • Memasang filter di pintu masuk air.
  • Ini untuk mencegah telur atau hewan lain masuk ke kolam

  • Menjaga kualitas air
  • Jika air di rasa duah tidak layak, gantilah.

  • Memilih bibit nila yang baik
  • Jangan membeli bibit nila yang terindikasi stres

    Nah itu tadi Cara Mencegah hama dan penyakit pada ikan nila. Selanjutnya, apa yang akan kita lakukan dengan kolam kita, apakah kita akan mencari teman atau mengecek apakah ada ikan nila kita yang terserang penyakit, ataukah sesuatu yang lain.

    Masalah Umum Pada Budidaya Ikan Nila

    Berikut ini masalah yang sering dialami pembudidaya nila

    Masalah Budidaya Ikan Nila

    Perlu kita tahu, sebenarnya budidaya ikan nila dengan sistem pakan pelet jarang mengundang hama dan penyakit. Apalagi jika kolamnya bersih. Hanya saja saat penyakit datang, energi dan sumber daya kita bisa terkuras habis untuk mengatasi penyakit penyakit ini.

    Sampai saat ini, belum saya temukan info ada obat kimia jitu yang 1 obat sejuta solusi untuk penyakit nila. Jadi saya sangat menyarankan kita melakukan pencegahan. Di bagian akhir nanti, saya akan menceritakan kepada kita cara mencegah penyakit muncul di kolam ikan nila kita.

    Masalah Umum Pada Budidaya Ikan Nila.

    1. Ikan Nila Berjamur
    Jamur berwarna putih biasanya menyerang sirip, mulut, kulit dan insang. Mengerikan. Nama jamur yang menyerang adalah saprolegnia

    Cara Mengatasi Ikan Nila Berjamur Segera pisahkan dan evakuasi ikan tadi.

    Penanganannya adalah menggunakan garam, menurut penelitian di sumatera utara, kadar salinitas garam yang bagus untuk mengatasi jamur saprolegnia adalah 15 ppt (part per thousand, ya sekitar 15 gram garam per 1 kg air).

    Jika kita tidak bisa mengukur, maka rendamlah ikan yang terinfeksi ke air garam.

    Untuk ikan yang di kolam tetap diberi air garam selama 24 jam, kurang lebih 400gram per m2. setelah itu ganti air kolam. selain garam bisa juga menggunakan malachite oxalate 1 mg per liter atau formalin 200 ppm, selama 2 jam. setelah itu gantilah air.

    Jika dirasa perlu, ambil semua ikan lalu bersihkan kolam.

    2. Bibit ikan nila mati
    ini penyebabnya beragam. yuk kita lihat satu persatu

    • Salah pakan, kelebihan atau kurang lembut.
    coba lihat ikan nila kita, jika perutnya gembung aneh itu berarti kita salah pakan atau kurang lembut.
    Solusi : beri pakan ikan nila dengan cara dibibis terlebih dulu
    • Kurang Oksigen
    di musim hujan dan di malam hari biasanya jumlah oksigen berkurang, kita bisa mengatasi dengan aerator untuk kolam kecil atau membuat sistem aerator dari pompa air untuk ukuran kolam besar.
    • Bibit melakukan perjalanan jauh
    • Di makan Ucrit
    • Kolam kurang steril untuk bibit

    3. Ikan nila stres
    Perubahan suhu mendadak biasanya menyebabkan benih ikan nila stres.

    ikan nila stres
    Penyakit satu ini juga bisa disebabkan karena air mengandung senyawa beracun. Jika demikian yag terjadi, cepatlah ganti air. Saya merekomendasikan kita mengganti air kolam dengan air hujan yang alami dan bersih, bukan air PDAM.

    4. Ikan Nila Tidak Mau Makan
    Jika sebelumnya baik baik saja, Ini bisa jadi gejala awal ikan nila stres. Segera cek bau kolam kita, jika dirasa tidak beres silahkan ganti airnya

    Bila ini terjadi di awal pembenihan , selama 2-3- hari saja, ini wajar. Ini artinya ikan belum mampu menyesuaikan dengan kondisi kolam baru.

    5. Ikan nila dewasa mati mendadak

    Ini bukan masalah sepele, di tahun 2017, 1 ton ikan nila di waduk sawugaling mati mendadak. Setelah dicek penyebabnya karena musim hujan dan gulma. Ada juga yang menyatakan karena kadar amoniak terlalu tinggi.

    Solusi ikan nila mati mendadak:
    • Saat musim hujan jumlah oksigen di air berkurang, jangan menebar benih terlalu padat.
    • Bersihkan gulma, eceng gondok, dan sejenisnya
    • Jangan terlalu banyak pakan, sisa pakan bisa meningkatkan amoniak
    • Hama Ikan Nila
    • Selain masalah di atas, masih ada 6 Hama dan 7 Penyakit yang bisa menyerang ikan nila.

    6. Notonecta (bebeasan)
    Serangga ini menyengat benih ikan nila. Disebut bebeasan karena bentuknya seperti beras. Sengatannya bisa sangat mematikan terhadap benih nila

    Solusi :
    • Pastikan air kolam bersih. Jika air kolam ada kemungkinan kemasukan air dari luar, buat saringan agar telur dan induk notonecta tidak bisa masuk kolam.
    • Tuang minyak tanah ke kolam, 5 liter tiap 1000m2 kolam. Tenang saja, minyak tanah akan berada di bagian atas kolam, tidak mungkin turun karena masa jenis minyak lebih rendah daripada air.
    • Sumbat aliran air masuk dan keluar. Logikanya, serangga akan ada di permukaan atas air, saat dia menghirup minyak tanah pernapasannya terganggu. Sementara itu ikan akan aman aman saja karena berada di bawah air.
    • Setelah aman, ganti air kolam untuk membuang minyak tanah dari kolam dan bersihkan notonecta yang tersisa.

    7. Ucrit (Larva Cybister)
    Ucrit adalah bentuk larva dari kumbang air. Hwan satu ini bentuknya memanjang seperti ulat.
    Pemangsa satu ini menyerang benih ikan dengan ekornya.

    Setelah benih ikan tersengat, si ucrit akan mengenggam erat sang benih lalu memakannya sedikit demi sedikit.

    Solusi larva menyerang nila:
    1. Pembersihan menggunakan seser.
      Cara ini cukup efektif, karena jika langsung menggunakan tangan, kita bisa tersengat dan siucrit bisa lari. Seserlah ucrit lalu kumpulkan dan musnahkan
    2. Menggunakan minyak tanah.
      Sama seperti bebeasan, kita bisa menggunakan minyak tanah untuk hama satu ini. Beri minyak tanah, tunggu sebentar, si ucrit akan mati karena alat pernapasannya terkena minyak tanah. Setelah selesai, ganti air kolam.

    8. Katak
    Hewan satu ini biasa memakan telur nila. Jika kita tidak melakukan pembenihan, katak bukanlah masalah besar. Telur katak mengambang, dan bentuk kecebongnya berbeda dengan ikan.

    Solusi:
    • Bersihkan telur telur yang mengambang dan tangkap kodok secara manual

    9. Ular
    Hewan satu ini menyerang telur ikan nila
    solusi :
    • lakukan pemagaran di kolam dan lakukan penangkapan jika ditemukan ular

    10. Linsang dan kucing
    Linsang itu mirip kucing. Kedua duanya bisa memakan ikan kita. Lakukan pemagaran dan kalau perlu jaring jika ada banyak linsang atau kucing di daerah kita

    11. Burung
    Burung bisa datang dan memakan ikan kita. Ini menjengkelkan, jika pernah terjadi seperti itu kita bisa melakukan dua hal :
    1. Membuat orang orangan
    2. Memasang jaring penghalang

    Penyakit yang menyerang ikan nila
    Selanjutnya kita akan membahas penyakit yang umum menyerang ikan budidaya satu ini.

    12. Trichodina SP, penyakit gatal yang menyerang tubuh, sirip, dan insang
    Ciri -ciri : Terdapat luka pada oragn tubuh yang diserang. Ikan sering menggosok gosokkan tubuhnya ke enda kasar.

    penyebab: Sanitasi buruk, lingkungan kotor, dan atau terlalu padat

    Solusi:
    • Untuk ikan yang sudah terendam silahkan masukkan ke larutan garam (NaCl) sebanyak 5-10gr/liter atau formalin 25mg/liter.

    13. Saprolegniasis
    Jamur yang menyerang kulit ikan, sudah kita bahas di awal artikel.

    14. Epistlys SPP
    Sama seperti Trichodina, ikan ini menyerang bagian luar. Ciri ikan yang terkena ini adalah bagian tubuh yang diserang berwarna cokelat kemerahan,ikan stress, dan lambat.

    Parasit ini bisa menyebar dengan ceat melalui kontak langsung, jadi segera ambil tindakan bila ditemukan ikan yang terjangkit. Sebaiknya kita juga mengurangi padat tebar.

    Solusi : 
    • Ikan yang terjangkit silahkan diberi formalin 200 mg per liter selama 40 menit atau Potasium Permanganat (KMnO4) sebanyak 20 mg/liter selama 15-20 menit.

    15. Bercak Merah karena Aeromonas dan Pseudominas
    Bakteri ini menyebabkan kulit ikan kusam pucat dan seperti melepuh. Ikan sangat lemas dan sering muncul ke permukaan. Bagian luar terlihat seperti luka yang membusuk.

    Jika dibedah maka bagian dalam ikan terjadi pendarahan, seperti : di hati dan ginjal ikan.

    Solusi bercak merah pada ikan nila
    • Perendaman : rendam ikan yang terinfeksi dengan kaliu permanganat 10-20mg per liter air. Lakukan selama 1/2 s.d. 1 jam
    • Penyuntikan : Suntik dengan tetramysin dengan dosin 0,5ml per 1kg bobot ikan. Perhitungannya, jika bobot ikan masih 300 gram berarti 0,3 kgx 0,5 ml = 0,15 ml
    • Mencampur pakan dengan oxytetracylin 50mg/1 Kg pakan. Lakukan 7-10 hari

    16. Bintik putih ikan nila
    Bintik ini disebabkan oleh ichthyophthirius. Ciri serangan : Ikan megap -megap, gelisah, dan banyak berlendir serta menggosok gosokkan bagian yang terserang ke permukaan kasar.

    Solusi bintik putih ikan nila :
    • Pertahankan suhu sekitar 29 derajat celcius
    • Rendam ikan yang terinfeksi dengan garam dapur

    17. Lernea
    Lernea ini adalah crustacea, atau bahasa indonesianya sebangsa cacing.

    ciri : Ikan gelisah, sering melompat ke atas air, dan menggosok gosokkan badannya. Biasanya terlihat mencolok apabila lernea menyerang hidung, sirip, dan pipi. Bagian yang terserang biasanya dihinggapi lumut.

    Solusi, pilih satu :
    • Merendam dengan garam dapur dengan dosis 3-5% selama 2 jam
    • Merendam dengan kalium permanganat 2 mg per 1 liter air.
    • Merendam dengan formalin 1-2 ml per 25 liter air
    • di kolam yang sudah terinfeksi, kita bisa memberi garam dengan dosis 1/2% selama 30 hari.

    Demikian postingan mengenai Masalah Umum Pada Budidaya Ikan Nila, Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

    Perkembangbiakan Ikan nila

    perkembangan ikan nila
    Ikan nila

    Perkembangbiakan

    Ikan nila dapat mencapai saat dewasa pada umur 4 – 5 bulan dan ia akan mencapai pertumbuhan maksimal untuk melahirkan sampai berumur 1,5 – 2 tahun. Pada saat ia berumur lebih dari 1 tahun kira – kira beratnya mencapai 800g dan saat ini ia bisa mengeluarkan 1200 – 1500 larva setiap kali ia memijah. Dan dapat berlangsung selama 6 – 7 kali dalam setahun. Sebelum memijah ikan nila jantan selalu membuat sarang di dasar perairan dan daerahnya akan ia jaga dan merupakan daerah teritorialnya sendiri. Ikan Nila jantan menjadi agresif saat musim ini

    Kebiasaan makan ikan Nila

    Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makanan baik hewani maupun nabati. Ikan nila saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas.

    Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah : pertumbuhan dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak langsung mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga akan lebih cepar tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibandingkan di kolam yang dalam. Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya menggunakan pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila juga akan lebih pesat pertumbuhannya.

    Ikan nila jantan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang betina. Ikan jantan memiliki pertumbuhan 40% lebih cepat dibandingkan dengan yang betina. Terlebih jika dipelihara dalam kolam yang dibedakan. Atau monosex

    Pembenihan Ikan Nila

    Lahan atau kolam untuk pembenihan ikan nila dibagi dalam dua kelompok yaitu kolam pemijahan dan kolam pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan pematang yang kuat , tidak porous ( rembes ), ketinggian pematang aman ( minimal 30 cm dari permukaan air ), sumber pemasukan air yang terjamin kelancarannya, dan luas kolam masing – masing 200 m2. Di samping itu perlu di perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa ikan seperti anjing air, burung hantu, kucing dan lain-lain, sehingga dianjurkan agar agar lingkungan perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan rindang, sementara sinar matahari pun dapat masuk ke dalam kolam.

    Induk ikan nila mempunyai bobot rata-rata 300 g/ekor. perbandingan betina dan jantan untuk pemijahan adalah 3:1 dengan padat tebar 3 ekor /m2. Pemberian pakan berbentuk pellet sebanyak 2% dari bobot biomassa per hari dan diberikan tiga kali dalam sehari. Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari instansi resmi yang melakukan seleksi dan pemuliaan calon induk diantaranya Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi, sehingga kualitas kemurnian dan keunggulannya terjamin.

    Induk nila betina dapat matang telur setiap 45 hari. Setiap induk betina menghasilkan larva ( benih baru menetas ) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak 250-300 ekor larva. Jumlah ini akan meningkat sampai mencapai 900 ekor larva sesuai dengan pertambahan bobot induk betina ( 900 g ). Setelah selesai masa pemijahan dalam satu siklus ( 45 hari ), induk-induk betina diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan protein diatas 35 %.

    Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi kolambiasanya induk-induk betina mulai ada yang beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada dalam pengasuhan induknya. Larva -larva tersebut dikumpulkan denga cara diserok memakai serokan yang terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3. Pengumpulan larva dilakukan beberapa kali dari pagi sampai sore, dan duusahakan larva yang terkumpul satu hari ditampung minimal dalam satu happa.

    Penebaran Benih Ikan Nila

    Penebaran Benih Ikan Nila
    Jika kolam sudah terisi air hingga kedalaman 60 sampai 75 cm, maka kolam siap ditebari benih ikan nila yang sudah disiapkan. Umumnya, per meter persegi kolam itu berisi 15 sampai 20 ekor nila dengan asumsi per ekornya seberat 10 sampai 20 gram dan bisa dipanen dengan ukuran seberat 300 gram per ekor.

    Namun, perlu diingat, bahwa sebelum penebaran benih, Anda perlu melakukan adaptasi terhadap benih ikan nila terlebih dahulu, walaupun ikan nila merupakan jenis ikan yang mudah beradaptasi. Hal ini diperlukan, agar benih ikan nila dapat terbiasa dengan kolam yang baru, jadi resiko kematian pada benih ikan nila ini dapat terhindar dan diminimalisir.

    Anda bisa mengadaptasikan benih ikan nila ini dengan cara memasukan benih ke dalam wadah dengan isi air dari kolam. Biarkan selama beberapa jam. Lalu, miringkan wadah tersebut, sampai ikan tersebut keluar dengan sendirinya dan terjun ke kolam yang sudah Anda siapkan untuk benih ikan nila.

    Persiapan Kolam Budidaya Ikan Nila


    Persiapan Kolam Budidaya Ikan Nila

    Nah, dalam budidaya ikan nila ini Anda perlu persiapan dalam budidaya ikan nila ini. Salah satunya adalah pengolahan tanah yang mana bakal menjadi kolam ikan nila yang Anda budidaya nanti. Beberapa langkah pengelolaan tanah ini di antaranya adalah mulai dari tahap penjemuran, pembajakan, pengapuran, pemupukan, hingga pengairan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pengelolaan tanah untuk kolam tanah budidaya ikan nila nanti:

    Pengeringan

    Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memulainya dengan mengeringkan dasar kolam. Anda bisa mengeringkan kolam mini dengan cara dijemur di terik matahari langsung yang bisa dilakukan selama 3 sampai 7 hari.

    Namun, pengeringan ini biasanya sesuai dengan kondisi cuaca pada saat Anda mengeringkan kolam. Jika cuaca sering hujan, maka Anda membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengeringkan kolam tanah. Namun, jika pada musim kemarau, Anda hanya membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada musim hujan. Jadi, alangkah baiknya Anda melakukan tahap pengeringan kola mini pada musim kemarau, agar hasilnya dapat optimal dan maksimal.

    Namun, sebagai acuannya, tanah sudah cukup kering jika permukaan tanah mulai terlihat retak. Tapi ingat, jangan sampai tanah mengeras menyerupai batu, maka kolam tanah tersebut tidak bisa dijadikan kolam. Selain ciri-ciri itu, Anda bisa mencobanya kegemburan tanahnya dengan menginjak tanah. Ketika Anda menginjak tanah tersebut, maka tanah akan meninggalkan jejak kaki dengan kedalaman sekitar 1 sampai 2 cm.

    Pembajakan Tanah

    Setelah tanah dikeringkan, cangkul atau bajaklah tanah dengan kedalaman sekitar lebih dari 10 cm. usahakan, jika Anda menemukan sampah, kerikil, atau kotoran, buang benda-benda tersebut. Selain itu, Anda juga perlu membersihkan lumpur hitam yang berbau busuk.

    Keasaman Tanah

    Umumnya, tanah memiliki tingkat keasaman rendah atau di bawah 6 pH. Lalu? Padahal kan dalam budidaya ikan nila memerlukan air tawar yang membutuhkan keasaman sekitar 7 sampai 8 pH. Nah, maka dari itu, Anda perlu menetralkan tanah tersebut dengan melakukan pengapuran pada tanah. Anda bia menggunakan dolomite atau kapur pertanian untuk melakukan proses pengapuran pada tanah tersebut.

    Nah, dosis pengapuran tanah ini haruslah seimbang dengan keasaman tanah, agar tidak kelebihan dosis pada tanah. Acuan takarannya yaitu, jika tingkat keasaman tanah 6 pH, maka yang dibutuhkan adalah 500kg/ha, untuk tanah yang 5 – 6 pH maka diperlukan 500 sampai 1500 kg/ha, sedangkan untuk tanah yang 4 – 5 pH maka diperlukan 1 sampai 3 ton/ha.

    Aduklah kapur secara merata dan usahakan kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. kemudian, diamkan tanah tersebut 2 sampai 3 hari sampai benar-benar tingkat keasaman tanah sesuai dengan yang diharapkan.

    Pemupukan

    Setelah menjalani proses keasaman tanah, saatnya Anda melakukan pemupukan pada tanah yang bakal dijadikan kolam. Untuk melakukan pemupukan kolam, gunakan pupuk organik sebagai pupu dasar atau landasannya. Anda bisa menggunakan jenis pupuk kandang atau pupuk kompos. Hal ini dikarenakan bahwa pupuk organik sangat baik untuk kesuburan tanah. Anda bisa menggunakan pupuk sebanyak 1 sampai 2 ton per hektarnya.

    Sebarkan merata pupuk tersebut ke kolam tanah dan biarkan pupuk tersebut terserap di dalam tanah dengan mendiamkan selama 1 sampai 2 minggu. Setelah itu, Anda bisa menambahkan pupuk urea sebanyak 50 sampai 70 kg/ha dan TSP 25 sampai 30 kg/ha. Cukup diamkan pupuk urea tersebut selama 1 sampai 2 hari.

    Perlu diketahui bahwa pemupukan ini merupakan prosedur yang digunakan untuk memberikan nutrisi bagi tumbuhan renik dan hewan yang ada di dalam kolam tersebut. Dengan demikian, tumbuhan dan hewan tersebut dapat dijadikan sebagai pakan alami untuk ikan nila Anda.

    Menggenangi Air

    Langkah selanjutnya adalah menggenangi kolam dengan air. Namun, pengairan ini dilakukan bukan sembarangan, yaitu dilakukan secara bertahap. Pertama-tama, tuangkan air ke dalam kolam tanah, hingga air mencapai ketinggian 10 sampai 20 cm. diamkan air tersebut selama 3 sampai 5 hari agar tanah yang mengeruh dan menyatu dengan air dapat mengendap ke dasar kolam.

    Tak lupa Anda perlu sinar matahari untuk kolam Anda agar organisme air seperti gangga contohnya dapat tumbuh dengan baik. Kemudian, Anda bisa melanjutkan pengisian air ke kolam hingga air mencapai ketinggian sampai 75 cm.