Karakteristik Ikan Lele Juga Manfaatnya

Ikan lele Sepertinya sudah bukan ikan yang asing di telinga kita ya, Ikan lele memang terkenal sebagai salah satu hidangan yang disukai masyarakat indonesia. Ikan ini juga memiliki harga yang terjangkau dan merupakan salah satu ikan yang mudah ditemukan di pasaran.
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki ikan lele membuat ikan ini dipilih cukup banyak orang untuk dibudidayakan. Jika kita tertarik dalam budidaya atau hobi makan ikan lele, ulasan kali ini akan membahas ciri-ciri juga karakteristik yang dimiliki ikan lele.

Ciri-Ciri Ikan Lele
Ikan lele ini memiliki ciri-ciri fisik tubuh yang licin, bentuknya memanjang, tidak memiliki sisik, sirip punggung dan sirip anus juga berbentuk memanjang. Sirip dan ekor lele terkadang menyatu hingga membuatnya tampak seperti sikat yang pendek.

Kepala ikan lele keras bertulang pada bagian atasnya. Lele juga memiliki sungut peraba atau disebut barbels yang berguna saat bergerak di air yang gelap, Lele juga memiliki mata kecil, mulut lebar yang terletak di ujung moncongnya, alat pernapasan yang memiliki modifikasi dari busur insang, dan pada sirip-sirip dadanya terdapat patil berupa duri-duri tajam.

Modifikasi “busur insang” pada tubuh lele membuatnya memiliki empat pasang sungut yang berfungsi sebagai alat pendeteksi untuk menemukan sumber makanan dalam gelap sekalipun serta dapat melindungi diri dari serangan atau keadaan bahaya. Sebab, lele merupakan ikan nokturnal yang aktif di malam hari.

Agar lebih jelas, mari kita lihat ciri-ciri ikan lele secara lengkap.

1. Tempat Hidup
Tempat hidup atau habitat dari ikan lele biasanya ada pada area air tawar (empang, rawa-rawa, sungai, tambak, sawah, dan daerah berlumpur).

2. Misai atau kumis
Ikan lele memiliki tampilan fisik yang khas, yaitu adanya kumis atau misai. Posisi kumis berada di area dekat mulut pada bagian depan bibir yang fungsinya sebagai alat peraba. Fungsi dari kumis tersebut juga untuk menemukan makanan di tempat yang gelap.

3. Kepala
Fakta unik pada lele yaitu memiliki kepala yang sangat keras dan kekerasannya mirip dengan batok kelapa. Makanya, jangan heran jika kita menyaksikan perut lele dibelah, tapi kepalanya tetap bisa bergerak dengan gesit. Oleh karena itu, salah satu cara untuk membuat lele diam dengan cepat adalah dengan memukul bagian kepala terlebih dahulu dengan keras.

4. Sirip
Ikan lele memiliki sirip di beberapa bagian tubuhnya. Dari yang teratas ada di punggung lele yang warnanya tidak jauh beda dengan badannya sehingga terlihat samar. Lalu, sirip yang kedua terdapat di bagian belakang yang fungsinya untuk memudahkan ikan lele berenang. Terakhir, untuk memudahkan ikan lele bergerak di dalam air, terdapat sirip di bagian ekor.

5. Patil
Patil yang sangat tajam merupakan salah satu ciri khas dari ikan lele, di mana lokasi patil pada ikan lele berada pada area sekitar sirip yang memiliki fungsi
untuk melindungi diri. Oleh karena itu, jika ingin mengambil atau sekadar memegang ikan lele, kita perlu untuk berhati-hati dan menggunakan teknik yang benar. Sebab, jika ikan lele merasa dirinya terancam ia akan menggunakan patilnya untuk melindungi diri.

6. Ikan Ovipar
Ikan lele masuk dalam klasifikasi ikan ovipar, sehingga ikan lele mampu bertelur dan menghasilkan bibit-bibit ikan lele dengan jumlah banyak. Dalam satu kali bertelur, ikan lele dapat menghasilkan puluhan bibit. Oleh karena itu, ikan lele menjadi salah salah satu jenis ikan yang menjanjikan jika dipilih untuk dibudidayakan.


Karakteristik Ikan Lele
Ikan lele menjadi salah satu ikan favorit untuk dibudidayakan oleh mereka yang sudah berpengalaman maupun para pemula. Ikan lele banyak dipilih karena mudah dalam pengerjaannya. Pada dasarnya ikan lele merupakan jenis ikan yang hidup di rawa-rawa, lumpur, juga perairan dengan kelembapan tinggi, sehingga mudah untuk dibudidayakan didalam air diam.

Mudahnya membudidayakan Ikan lele menjadikan ikan ini populer di masyarakat. Konsumen mudah mendapatkan ikan yang dibutuhkannya, penjual pun mudah dalam memasarkannya. Beberapa karakteristik ikan lele berikut ini perlu kita ketahui agar semakin paham mengapa ikan lele bisa begitu populer.

Perilaku Ikan Lele
Ikan lele merupakan hewan nokturnal yang lebih banyak melakukan aktivitas di malam hari dan sebaliknya pada siang hari mereka beristirahat. Perilaku ini membuat ikan lele pada waktu siang hari memilih tempat-tempat gelap dan tidak banyak bergerak. Oleh karena hal tersebut, biasanya pada pembudidaya ikan lele memilih untuk melakukan rekayasa dengan menciptakan lingkungan perairan yang lebih gelap menggunakan wadah gelap yang dapat meningkatkan kekeruhan air.

Tingkat kekeruhan air dapat berpengaruh karena adanya kandungan fitoplankton yang padat dan membuat ikan melakukan pemijahannya secara alami. Pemijahan merupakan proses pengeluaran sel telur dan sperma yang diikuti dengan perkawinan.

Makanan, Waktu Makan, dan Preferensi Pakan Ikan Lele

Ikan lele memiliki kebiasaan makan secara bottom feeder atau makan di dasar perairan. Hal ini membuat para peternak perlu menenggelamkan pakan agar mencapai dasar perairan. Namun, seiring berkembangnya zaman, berubah juga kebiasaan dalam proses pemberian makan ikan lele.

Jika ikan lele sudah lahir dari sebuah area perkembangbiakan, maka mereka akan menjadi lele berjenis omnivora atau pemakan apapun yang ada di lingkungan sekitar mereka.

Biasanya makanan yang diberikan kepada ikan lele mengandung protein yang tinggi seperti pelet berprotein tinggi 70% dan daging-dagingan. Namun, ikan lele yang sering diberikan daging-dagingan akan memiliki kecenderungan menjadi kanibal saat di lingkungan sekitar tidak adanya makanan.

Waktu Perkembangbiakkan Ikan Lele
Ikan lele memiliki kebiasaan melakukan pemijahan atau melepaskan telur dan sperma untuk pembuahan saat hujan tiba. Sebab, hujan akan memberikan feromon atau hal yang mampu merangsang, yaitu bau tanah. Akibat bau tanah tersebut ikan lele terangsang untuk melakukan aktivitas seksual. Saat hujan datang, akan terjadi perkawinan pada ikan lele yang sudah matang gonad.

Fungsi Ikan Lele
Salah satu fungsi dari ikan lele yang dapat berguna untuk manusia adalah sebagai bahan pangan. Banyak sekali jenis ikan lele yang bisa dikonsumsi, tapi satu hal yang harus diperhatikan yaitu dengan memastikan ikan lele tersebut dipelihara dengan baik atau berasal dari tempat yang bersih.

Selain itu ikan lele juga dapat membersihkan lingkungannya yang kotor. Para petani pun menggunakan ikan lele untuk membasmi hama di sawah mereka atau dapat dipelihara di tempat yang menjadi sarang bertumbuhnya jentik-jentik nyamuk. Ikan lele juga dapat dipelihara untuk bisnis, dengan membudidayakannya untuk dijual kembali kepada restoran atau untuk membuka tempat makan pecel lele.

Manfaat Ikan Lele
Selain mudah dibudidayakan, Ikan lele juga mengandung banyak gizi didalam tubuhnya. Kandungan gizi ikan lele bisa dikatakan cukup lengkap, bobot 100 gram dari ikan lele segar biasanya memiliki 240 kalori, 30% protein, 15% karbohidrat, juga 56% lemak. Dari banyaknya kandungan tersebut, maka satu ekor ikan lele segar mencapai 12% AKG dari 2000 kalori.

Ikan lele segar juga mengandung omega 3, vitamin B1, Vitamin B2, vitamin B12, 398 mg sodium, 326 mg kalium, dan 168 mg Fosfor di dalam tubuhnya. Dengan segala kandungan gizinya, ikan lele segar dapat memberikan manfaat dalam menjaga kesehatan saraf dan kardiovaskuler yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka pada tubuh manusia.

Namun, pengelolaan ikan lele perlu dilakukan dengan benar karena biasanya tubuh lele mengandung banyak bakteri berbahaya seperti shigella, salmonella, dan escherichia.

Cara mengolah ikan lele dengan benar, yaitu dengan mencucinya sampai benar-benar bersih dan memasaknya hingga benar-benar matang agar bakteri-bakteri berbahaya dapat secara menyeluruh mati dan hilang dalam tubuh ikan lele yang siap santap tersebut.

Nah, demikian ulasan mengenai ikan lele. Semoga dapat menambah pengetahuan kita akan ciri-ciri, jenis, manfaat, juga karakteristik dari ikan lele.

10 Jenis Ikan Lele Budidaya

Jenis Ikan Lele Budidaya Ikan Lele Di Indonesia

Budidaya Ikan Lele

Lele merupakan ikan yang berasal dari kelas Clarias dan banyak beredar di perairan Asia-Afrika. Sedangkan di Asia Tenggara sendiri, terdapat 20 jenis ikan lele. Namun, dari sekian banyak jenis yang ada, tidak semua ikan lele dapat dikonsumsi dan dibudidayakan. Cari tahu 10 jenis budidaya ikan lele yang ada di Indonesia di sini.

Mengenal Sekilas Tentang Ikan Lele

Ikan lele adalah hewan yang hidup di perairan air tawar atau payau. Beberapa peternak lele di daerah Pantura Jawa membudidayakan jenis ikan ini di tambak bekas udang atau bandeng. Bahkan ikan ini juga dapat hidup di genangan air yang cenderung tenang, seperti rawa, atau danau.

Lele termasuk jenis ikan karnivora, tak jarang juga dapat memangsa sesama atau kanibal terutama karena faktor perbedaan ukuran. Di mana lele yang lebih besar akan memakan kawanan berukuran kecil. Selain memangsa dari kawanannya, lele juga memangsa cacing, kutu, larva atau siput air.

Cara perkembangbiakan ikan lele yaitu dengan bertelur, dan dibuahi secara eksternal. Pengembangbiakan lele biasanya terjadi di musim hujan, karena air yang melimpah sehingga kualitasnya menjadi lebih baik. Selain itu, lele juga berkembang biak ketika ada rangsangan dari bau tanah. Perlu Anda ketahui, bahwa tanah yang kering dan terkena air akan mengeluarkan bau khas yang merangsang ikan untuk kawin.

Sebagai ikan jenis konsumsi, lele mengandung banyak protein, asam amino, zat besi dan yodium yang baik bagi tubuh. Di samping itu, harga beli ikan ini relatif murah, sehingga mudah Anda temukan di pasar tradisional atau modern.

Peluang inilah yang sering menjadi alasan peternak lele untuk membudidayakannya. Apalagi ikan lele dapat Anda budidayakan di kolam semen, tanah, terpal, ember, atau drum. Lantas, ikan lele jenis apa saja yang cocok untuk dibudidayakan?

Jenis-jenis Ikan Lele Yang Populer Dibudidayakan

Masyarakat di Indonesia banyak mengembangbiakan dua spesies lele, yaitu dari Clarias Batrachus dan Clarias Gariepinus. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Berikut uraian singkat tentang jenis budidaya ikan lele dari dua spesies tersebut yang cocok dibudidayakan di Indonesia.

Lele Lokal / Clarias Batrachus

Lele lokal merupakan spesies ikan yang cukup populer di kalangan peternak, namun kurang menguntungkan. Ikan ini mempunyai Food Conversion Ratio (FCR) tinggi, di mana rasio pemberian pakan lebih besar daripada daging yang dihasilkan. Jadi, peternak lele membutuhkan dua kilogram pakan bahkan lebih, namun hanya menghasilkan satu kilogram saja sekali panen.

Selain itu, dari segi pertumbuhan pun cukup lambat. Lele lokal yang berusia 1 tahun masih terbilang kecil jika disandingkan dengan lele dumbo 2 bulan.

Di Indonesia sendiri akan Anda temui tiga jenis lele lokal, yaitu lele hitam, lele putih (belang putih) dan lele merah. Dari ketiganya yang dapat Anda konsumsi adalah lele hitam. Sedangkan lele putih dan lele merah biasanya untuk ikan hias.

Namun, bagi Anda yang ingin beternak atau membudidayakan ikan lokal sepatutnya berhati-hati. Karena lele lokal mempunyai patil yang tajam dan berbisa, dan dapat menyebabkan demam atau bengkak.

Lele Dumbo

Ikan lele dumbo berasal dari Taiwan, dan pertama kali datang ke Indonesia tahun 1985. Para peternak di Indonesia banyak yang menjadikan lele dumbo sebagai ikan favorit. Alasannya, tentu saja karena pertumbuhan badannya cepat dan lebih bongsor.

Apabila mengamati ikan ini, warnanya lebih hitam kehijauan dan saat terkejut atau stress maka kulitnya akan muncul bercak-bercak hitam/putih. Selain itu, patil ikan ini tidak beracun dan cocok jika Anda budidayakan di dalam kolam karena tidak suka membuat lubang. Meskipun ukuran jauh lebih besar daripada lele lokal namun dagingnya cenderung lembek.

Lele Sangkuriang

Ingat cerita rakyat “Sangkuriang” yang berkisah tentang seorang anak mengawini ibunya sendiri? Ya, sesuai dengan namanya, lele sangkuriang merupakan hasil persilangan balik antara induk dan anaknya sendiri.

BBPBAT (Balai Besar Budidaya Ikan Air Tawar) yang pertama kali melakukan persilangan balik ini. Dengan alasan karena terdapat penurunan kualitas dari lele dumbo yang telah ada. Sehingga mereka melakukan penelitian dengan mengawinkan induk lele dumbo betina F2 dengan jantan F6. Di mana hasilnya (F2-6) akan dikawinkan kembali dengan induk betina F2.

Dari hasil persilangan ini maka mendapat ikan lele yang unggul, bahkan mampu bertelur sebanyak 40.000 telur sekali bertelur. Selain itu, ikan ini juga lebih tahan terhadap penyakit dengan kualitas daging yang lebih baik.

Lele Phyton

Berbeda dari varietas lainnya, lele phyton pertama kali ditemukan di Banten tahun 2004. Merupakan hasil persilangan lele thailand dengan lele lokal. Melihat dari segi ketahanan, ikan ini dapat bertahan di cuaca dingin dan tingkat survival ratenya 90%.

Ikan lele phyton mempunyai bentuk kepala seperti ular, gerakannya pun lincah seperti lele dumbo, namun dagingnya lebih gurih dan tidak lembek. Untuk rasa hampir mirip lele lokal.

Lele Masamo

Jenis ikan lele unggul lainnya adalah Lele Masamo. Lele ini merupakan hasil pengumpulan sifat dari nutfah lele dari banyak negara. Ciri fisik lele ini bertubuh lonjong, patilnya panjang dan berwarna kehitaman.

Selain itu, tengkuk kepalanya juga terlihat lebih runcing. Apabila stress maka kana tampak warna keputihan/ abu-abu.

Lele Mutiara

Berikutnya ada Lele Mutiara, yang merupakan ikan hasil persilangan varietas lele Mesir, Phyton, Sangkuriang dan Dumbo. Ikan lele mutiara mengalami proses seleksi hingga tiga generasi.

Nama ikan ini adalah kependekan dari Mutu Tiada Tara yang cukup populer ketimbang lainnya. Ciri fisiknya antara lain:
  • warna lebih abu-abu gelap
  • Lebih cepat tumbuh
  • Umur pemeliharaan lebih singkat
  • Ukuran relatif sama sehingga tidak perlu menyortir kembali
  • Lebih tahan terhadap penyakit
  • Hemat pakan

Lele Mandalika

Ikan Mandalika merupakan jenis lele yang berasal dari NTB dan merupakan hasil persilangan betina sangkuriang dengan jantan masamo. Untuk kemampuan bertahan hidup, lele mandalika mempunyai survival rate 90%. Bahkan, banyak masyarakat di daerah NTB menganggap bahwa lele mandalika lebih menguntungkan daripada lele sangkuriang.

Lele Limbat

Jenis lele limbat merupakan ikan yang cukup populer di Asia Tenggara. Tampilan fisiknya mudah Anda kenali karena terdapat bintik-bintik di tubuhnya. Bentuknya memanjang mirip sidat.

Lele ini menjadi salah satu makanan khas dari Medan, Sumatera Utara. Tidak heran jika harganya cukup tinggi di daerah tersebut.

Lele Albino

Bukan jenis ikan konsumsi, lele albino lebih sering dibudidayakan sebagai ikan hias. Warnanya yang putih sedikit pink menjadi ciri khas dari lele ini. Berdasarkan coraknya, lele albino terbagi menjadi 3 jenis, yaitu albino belang, albino tompel dan albino dumbo.

Lele Kepala Besar

Broadhead Catfish atau lele kepala besar merupakan ikan yang berasal dari Asia Tenggara. Masyarakat Thailand, Vietnam, Kamboja juga banyak yang membudidayakan ikan ini dan mengonsumsinya. Namun keberadaan populasinya mulai langka karena aktivitas kawin silang manusia.

Akhir Kata
Demikianlah ulasan singkat tentang jenis budidaya ikan lele yang ada di Indonesia. Dari ulasan di atas, jenis manakah yang akan Anda pelihara dan budidayakan? Semoga membantu. (sumber)

Budidaya Ikan Lele

CARA BUDIDAYA IKAN LELE YANG BAIK


lanjuta
Gambar budidaya ikan lele

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang sanggup hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini memiliki tingkat konversi pakan menjadi bobot tubuh yang baik. Dengan sifat seperti ini, budidaya ikan lele akan sangat menguntungkan bila dilakukan secara intensif. Terdapat dua segmen usaha budidaya ikan lele, yaitu segmen pembenihan dan segmen pembesaran. Segmen pembenihan betjuan untuk menghasilkan benih ikan lele, sedangkan segmen pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan lele siap konsumsi.

1. Penyiapan Kolam Tempat Budidaya Ikan Lele

Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan untuk tempat budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing bila ditinjau dari segi usaha budidaya. Untuk memutuskan kolam apa yang cocok, harap pertimbangkan kondisi lingkungan, ketersediaan tenaga kerja dan sumber dana ada.

Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun dalam artikel ini kita akan membahas kolam tanah, mengingat jenis kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan. Sebagai pengetahuan tambahan, silahkan baca cara membuat kolam ikan. Tahapan yang harus dilakukan dalam menyiapkan kolam tanah adalah sebagai berikut:

a. Pengeringan dan Pengolahan Tanah

Sebelum benih ikan lele ditebarkan, kolam harus dikeringkan telebih dahulu. Lama pegeringan berkisar 3-7 hari atau bergantung pada teriknya sinar matahari. Sebagai patokan, apabila permukaan tanah sudah retak-retak, kolam bisa dianggap sudah cukup kering. Pengeringan kolam bertujuan untuk memutus keberadaan mikroorganisme jahat yang menyebabkan bibit penyakit. Mikroorganisme tersebut bisa bekembang dari periode budidaya ikan lele sebelumnya. Dengan pengeringan dan penjemuran, sebagian besar mikroorganisme patogen akan mati.

Setelah dikeringkan, permukaan tanah dibajak atau dibalik dengan cangkul. Pembajakan tanah diperlukan untuk memperbaiki kegemburan tanah dan membuang gas beracun yang tertimbun di dalam tanah. Bersamaan dengan proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang terdapat di dasar kolam. Lumpur tersebut biasanya berbau busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas itu terbentuk dari tumpukan sisa pakan yang tidak dimakan ikan.

b. Pengapuran dan Pemupukan

Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor. Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya adalah pemupukan.

Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.

c. Pengaturan Air Kolam

Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu. Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik.

Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan. Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.

2. Pemilihan Benih Ikan Lele

Tingkat kesuksesan budidaya ikan lele sangat ditentukan oleh kualitas benih yang ditebar. Ada beberapa jenis ikan lele yang biasa dibudidayakan di Indonesia. Benih ikan lele bisa kita dapatkan dengan cara membeli atau melakukan pembenihan ikan lele sendiri.

a. Syarat Benih Unggul

Benih yang ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang sehat gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik.

Ukuran benih untuk budidaya ikan lele biasanya memiliki panjang sekitar 5-7 cm. Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak. Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.

b. Cara Menebar Benih

Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terlebih dahulu. Caranya, masukan benih dengan wadahnya (ember/jeriken) ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat mencegah stres pada benih.

Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari 40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai ketinggian air yang ideal.

c. Menentukan Kapasitas Kolam

Berikut ini cara menghitung kapasitas kolam untuk budidaya ikan lele secara intensif. Asumsi kedalaman kolam 1-1,5 meter (kedalaman yang dianjurkan). Maka kepadatan tebar bibit lele yang dianjurkan adalah 200-400 ekor per meter persegi. Contoh, untuk kolam berukuran 3 x 4 meter maka jumlah bibit ikannya minimal (3×4) x 200 = 2400 ekor, maksimal (3×4) x 400 = 4800 ekor.

Catatan: kolam tanah kapaistasnya lebih sedikit dari kolam tembok.

3. Pakan Untuk Budidaya Ikan Lele

Anjuran pakan ikan lele berdasarkan umurnya dengan asumsi benih 1000 tersaji dalam Tabel berikut :
Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan. Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif.

a. Pemberian Pakan Utama

Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan mineral. Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi dengan keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan kadaluarsa. Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan.

Secara umum setiap harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Misalnya, ikan lele dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh) per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen, persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh. Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan. Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang, sore dan malam hari. Ikan lele merupakan hewan nokturnal, aktif pada malam hari.

Pertimbangkan pemberian pakan lebih banyak pada sore dan malam hari. Si pemberi pakan harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif menyantap pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk menyantapnya.


b. Pemberian Pakan Tambahan

Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya pengeluaran pakan yang menguras kantong. Apabila kolam kita dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan pemberian ikan rucah segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya.

Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu. Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk limbah ayam bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.

4. Pengelolaan Air

Hal penting lain dalam budidaya ikan lele adalah pengelolaan air kolam. Untuk mendapatkan hasil maksimal kualitas dan kuantitas air harus tetap terjaga. Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Apabila sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah kemudian isi lagi dengan air baru.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam. Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan berbagai penyakit yang mematikan.

Beberapa diantaranya adalah bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor. Untuk mencegah timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain.

5. Panen Budidaya Ikan Lele

Ikan lele bisa dipanen setelah mencapai ukuran 9-12 ekor per kg. Ukuran sebesar itu bisa dicapai dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari benih berukuran 5-7 cm. Berbeda dengan konsumsi domestik, ikan lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor. Satu hari (24 jam) sebelum panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran saat diangkut.

Pada saat ikan lele dipanen lakukan sortasi untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya karena ini akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.