Langkah Budidaya Ikan Nila untuk Pemula

5 Langkah Budidaya Ikan Nila untuk Pemula (Panduan Lengkap)

1. Memilih Benih Ikan Nila

Cara budidaya ikan nila yang pertama adalah memilih benih yang berkualitas. Pemilihan benih ikan nila ini bisa dikatakan sebagai faktor acuan atau faktor terpenting dari beberapa faktor lainnya. Karena faktor ini merupakan titik awal yang dapat menentukan keberhasilan dari budidaya ikan nila ini. Namun, bukan berarti beberapa faktor lain terbilang tidak penting, semuanya juga penting karena semuanya saling berkesinambungan dan berhubungan.

Dalam pemilihan benih ikan nila, sebaiknya Anda memilih benih ikan nila yang berkelamin jantan. Hal ini akan dapat membuahkan hasil yang maksimal dibandingkan Anda memilih benih ikan nila yang betina. Kenapa bisa begitu? Hal demikian disebabkan bahwa ikan nilai yang berkelamin jantan ini 40% lebih cepat dibandingkan ikan nila berkelamin betina dari segi pertumbuhannya.

Jadi, tidak salah, jika Anda sering melihat ikan-ikan nila yang besar atau dewasa di beberapa toko ikan ini kebanyakan ikan nila yang berkelamin jantan. Karena ikan nila jantan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan ikan nila betina. Perlu diketahui, bahwa dalam budidaya ikan nila, akan lebih muda membudidaya ikan nila yang dilakukan dengan cara monosex alias berkelamin tunggal. Karena cara budidaya ikan nila dengan cara monosex ini akan meningkatkan produktivitas jika dibandingkan dengan budidaya cara campuran. Hal ini disebabkan karena adanya sifat dari ikan nila itu sendiri yang sifatnya mudah memijah atau mudahnya mereka melakukan perkawinan sendiri. Berbeda halnya budidaya dengan cara campuran.

Budidaya ikan nila dengan cara campuran ini bisa membuat energi ikan cepat habis karena lebih sering membutuhkan tenaga ekstra dalam pemijahan mereka. Dengan adanya energi yang cepat terkuras, maka hal ini dapat menghambat pertumbuhan dari ikan nila tersebut karena energi sudah terkuras habis pada masa pemijahan mereka.


2. Persiapan Kolam Budidaya

Nah, dalam budidaya ikan nila ini Anda perlu persiapan dalam budidaya ikan nila ini. Salah satunya adalah pengolahan tanah yang mana bakal menjadi kolam ikan nila yang Anda budidaya nanti. Beberapa langkah pengelolaan tanah ini di antaranya adalah mulai dari tahap penjemuran, pembajakan, pengapuran, pemupukan, hingga pengairan. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pengelolaan tanah untuk kolam tanah budidaya ikan nila nanti:
  • Pengeringan
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah memulainya dengan mengeringkan dasar kolam. Anda bisa mengeringkan kolam mini dengan cara dijemur di terik matahari langsung yang bisa dilakukan selama 3 sampai 7 hari.

Namun, pengeringan ini biasanya sesuai dengan kondisi cuaca pada saat Anda mengeringkan kolam. Jika cuaca sering hujan, maka Anda membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengeringkan kolam tanah. Namun, jika pada musim kemarau, Anda hanya membutuhkan waktu yang lebih singkat daripada musim hujan. Jadi, alangkah baiknya Anda melakukan tahap pengeringan kola mini pada musim kemarau, agar hasilnya dapat optimal dan maksimal.

Namun, sebagai acuannya, tanah sudah cukup kering jika permukaan tanah mulai terlihat retak. Tapi ingat, jangan sampai tanah mengeras menyerupai batu, maka kolam tanah tersebut tidak bisa dijadikan kolam. Selain ciri-ciri itu, Anda bisa mencobanya kegemburan tanahnya dengan menginjak tanah. Ketika Anda menginjak tanah tersebut, maka tanah akan meninggalkan jejak kaki dengan kedalaman sekitar 1 sampai 2 cm.
  • Pembajakan Tanah
Setelah tanah dikeringkan, cangkul atau bajaklah tanah dengan kedalaman sekitar lebih dari 10 cm. usahakan, jika Anda menemukan sampah, kerikil, atau kotoran, buang benda-benda tersebut. Selain itu, Anda juga perlu membersihkan lumpur hitam yang berbau busuk.

  • Keasaman Tanah
Umumnya, tanah memiliki tingkat keasaman rendah atau di bawah 6 pH. Lalu? Padahal kan dalam budidaya ikan nila memerlukan air tawar yang membutuhkan keasaman sekitar 7 sampai 8 pH. Nah, maka dari itu, Anda perlu menetralkan tanah tersebut dengan melakukan pengapuran pada tanah. Anda bia menggunakan dolomite atau kapur pertanian untuk melakukan proses pengapuran pada tanah tersebut.

Nah, dosis pengapuran tanah ini haruslah seimbang dengan keasaman tanah, agar tidak kelebihan dosis pada tanah. Acuan takarannya yaitu, jika tingkat keasaman tanah 6 pH, maka yang dibutuhkan adalah 500kg/ha, untuk tanah yang 5 – 6 pH maka diperlukan 500 sampai 1500 kg/ha, sedangkan untuk tanah yang 4 – 5 pH maka diperlukan 1 sampai 3 ton/ha.

Aduklah kapur secara merata dan usahakan kapur bisa masuk ke dalam permukaan tanah hingga kedalaman 10 cm. kemudian, diamkan tanah tersebut 2 sampai 3 hari sampai benar-benar tingkat keasaman tanah sesuai dengan yang diharapkan.

  • Pemupukan
Setelah menjalani proses keasaman tanah, saatnya Anda melakukan pemupukan pada tanah yang bakal dijadikan kolam. Untuk melakukan pemupukan kolam, gunakan pupuk organik sebagai pupu dasar atau landasannya. Anda bisa menggunakan jenis pupuk kandang atau pupuk kompos. Hal ini dikarenakan bahwa pupuk organik sangat baik untuk kesuburan tanah. Anda bisa menggunakan pupuk sebanyak 1 sampai 2 ton per hektarnya.

Sebarkan merata pupuk tersebut ke kolam tanah dan biarkan pupuk tersebut terserap di dalam tanah dengan mendiamkan selama 1 sampai 2 minggu. Setelah itu, Anda bisa menambahkan pupuk urea sebanyak 50 sampai 70 kg/ha dan TSP 25 sampai 30 kg/ha. Cukup diamkan pupuk urea tersebut selama 1 sampai 2 hari.

Perlu diketahui bahwa pemupukan ini merupakan prosedur yang digunakan untuk memberikan nutrisi bagi tumbuhan renik dan hewan yang ada di dalam kolam tersebut. Dengan demikian, tumbuhan dan hewan tersebut dapat dijadikan sebagai pakan alami untuk ikan nila Anda.

  • Menggenangi Air
Langkah selanjutnya adalah menggenangi kolam dengan air. Namun, pengairan ini dilakukan bukan sembarangan, yaitu dilakukan secara bertahap. Pertama-tama, tuangkan air ke dalam kolam tanah, hingga air mencapai ketinggian 10 sampai 20 cm. diamkan air tersebut selama 3 sampai 5 hari agar tanah yang mengeruh dan menyatu dengan air dapat mengendap ke dasar kolam.

Tak lupa Anda perlu sinar matahari untuk kolam Anda agar organisme air seperti gangga contohnya dapat tumbuh dengan baik. Kemudian, Anda bisa melanjutkan pengisian air ke kolam hingga air mencapai ketinggian sampai 75 cm.


3. Penebaran Benih Ikan Nila

Jika kolam sudah terisi air hingga kedalaman 60 sampai 75 cm, maka kolam siap ditebari benih ikan nila yang sudah disiapkan. Umumnya, per meter persegi kolam itu berisi 15 sampai 20 ekor nila dengan asumsi per ekornya seberat 10 sampai 20 gram dan bisa dipanen dengan ukuran seberat 300 gram per ekor.

Namun, perlu diingat, bahwa sebelum penebaran benih, Anda perlu melakukan adaptasi terhadap benih ikan nila terlebih dahulu, walaupun ikan nila merupakan jenis ikan yang mudah beradaptasi. Hal ini diperlukan, agar benih ikan nila dapat terbiasa dengan kolam yang baru, jadi resiko kematian pada benih ikan nila ini dapat terhindar dan diminimalisir.

Anda bisa mengadaptasikan benih ikan nila ini dengan cara memasukan benih ke dalam wadah dengan isi air dari kolam. Biarkan selama beberapa jam. Lalu, miringkan wadah tersebut, sampai ikan tersebut keluar dengan sendirinya dan terjun ke kolam yang sudah Anda siapkan untuk benih ikan nila.


4. Pemiliharaan Budidaya Ikan Nila
Setelah semuanya siap, dari pembuatan kolam hingga ke penebaran benih, saatnya Anda melakukan perawatan dan pemeliharaan ikan nila hingga pada masa panen. Ada tiga hal penting yang perlu Anda ketahui dalam pemeliharaan ikan nila ini yaitu pengelolaan air, pemberian pakan, dan pengendalian hama penyakit.

  • Pengelolaan Air

Perhatikan air kolam, jika Anda ingin memiliki ikan nila yang berkualitas. Anda perlu memperhatikan kualitas air dari kandungan oksigen dan pH air. Anda juga bisa memperhatikan kadar NH3, CO2, dan H2s pada air kolam. Jika kadar oksigen dalam kolam mulai menurun, sebaiknya air Anda perderas saja sirkulasi air dengan memperbesar debit air. Jika air kolam ini mulai berbau busuk, kemungkinan air kolam mulai mengandung NH3 dan H2S dan segera lakukan penggantian air.

Untuk mengganti air, keluarkan air kotor sebesar 1/3 nya dari air kolam, kemudian ganti dengan air baru ke dalam kolam. Debit air kolam sebesar 100 m persegi yang normal itu sebesar 1 liter/detik.

  • Pemberian Pakan
Dalam budidaya ikan nila, pengelolaan pakan ikan nila sangatlah penting. Perlu diketahui bahwa biaya pakan ini merupakan biaya paling besar daripada biaya lainnya dalam budidaya ikan nila.

Anda bisa menggunakan pellet dengan kadar protein sebesar 20 sampai 30 persen pada ikan nila Anda. Umumnya, ikan nila ini membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuh setiap harinya. Anda bisa memberikan pakan pada ikan nila ini pada pagi dan sore hari. Selain itu, setiap dua minggu sekali ukur berat badan ikan nila dengan menggunakan sampel satu ekor ikan nila dan Anda bisa menyesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan ke ikan nila Anda.

Begini perhitungannya:
Jika dalam satu kolam terdapat 1500 ekor nila dengan ukuran 10 – 20 gr/ekor, maka rata-rata ikan >> (10 + 20)/2 = 15 gram/ekor. Sehingga perhitungan pakannya 15 x 1500 x 3% = 675 gram atau 6,75 kg per harinya.

  • Pengendalian Hama dan Penyakit
Seperti sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa ikan nila ini termasuk ke dalam ikan yang tahan banting. Secara normal, sebenarnya penyakit ikan nila tidak terlalu mengkhawatirkan. Namun, apa salahnya Anda melakukan cek secara intesif dan missal dalam mewaspadai resiko penyakit pada ikan nila Anda.

Penyakit yang perlu diwaspadai pada ikan nila adalah penyakit yang menular karena infeksi seperti pada penularan melalui air contohnya.


5. Masa Panen Ikan Nila
Ikan nila yang sudah saatnya pada masa panen adalah ikan nila yang beragam sesuai kebutuhan. Ikan nila untuk pasar domestic berkisar 300 – 500 gram/ekor, sedangkan untuk ikan nila yang dipelihara sekitar 10 – 20 gram/ekor. Nah, ikan nila yang bisa mencapai 300 – 500 gram ini biasanya membutuhkan waktu hingga 4 sampai 6 bulan lamanya.

Hal ini disebabkan karena adanya pakan ikan nila yang mudah didapatkan di mana saja. Dengan demikian, budidaya ikan nila ini tidak akan memakan biaya yang mahal untuk membudidayanya. Berbeda halnya dengan ikan mas atau ikan lele yang benar-benar membutuhkan protein yang tinggi. Untuk ikan mas atau ikan lele, protein yang diperlukan ini sekitar 30 sampai 45% kadarnya. Jadi, harga dari pakan ikan mas atau lele ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan pakan ikan nila.

Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam budidaya ikan nila ini. Beberapa faktor inilah yang akan menentukan Anda berhasil atau tidaknya dalam budidaya ikan nila. Beberapa faktor ini di antaranya adalah pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan penyakit. Penanganan penyakit merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dan diketahui, agar ikan nila yang Anda budidaya benar-benar menjadi ikan nila yang berkualitas dengan bebas dan terhindar dari segala penyakit yang dapat menyerang ikan nila.

Previous Post
First